Mohon tunggu...
Nuzula Rahmah
Nuzula Rahmah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pejuang Cilik Pendidikan

25 April 2018   04:00 Diperbarui: 25 April 2018   04:02 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika, aku bertemu dengan seseorang yang ingin membeli dagangan kueku. Dia sepertinya orang yang memiliki pangkat tinggi, dengan pakaian dinasnya. Dia berbadan bidang dan tinggi. Akupun berhenti dihadapannya dan bergegas menurunkan dagangan dari gendonganku. Jujur sebenarnya aku sudah lelah untuk berjualan seperti ini dari jalan ke jalan sampai tikungan kos-kosan kecil. Alhamdulillah masih ada juga orang yang mau membeli gorenganku.

"Siapa namanya nak?"

"Dian Bapak"

"Rumahnya di Mana?"

"Di Daerah perkampungan Mekarsari".

"Sekarang sekolah dimana? kelas berapa?"

"Kelas 5 SD Harapan Bangsa pak".

"Kok kamu jualan memakai seragam sekolah?"

"Iya pak, karena saya harus membiayai hidup keluarga saya dan biaya sekolah saya"

Terjadilah percakapan singkat antara penjual dan pembeli. Seorang pembeli menanyakan alamat rumah, sekolah, dan Aku kelas berapa. Akan tetapi, aku jawab pertanyaan itu dengan lirih, Aku sekarang tinggal di daerah perkampungan kecil yang jauh dari perkotaan dan sekarang masih kelas 5 SD Harapan Bangsa. Aku sekolah sambil bekerja karena Aku mempunyai beban 2 orang adik yang harus aku penuhi kebutuhannya dan seorang ibu yang sudah cukup berumur. Pembeli menawarkan kepada aku untuk bisa sekolah gratis yang akan dibiayai pemerintah sebagai beasiswa prestasi untuk anak usia sekolah, akan tetapi dengan syarat aku harus sungguh-sungguh dalam belajar. Alhamdulillah atas rezeki Allah yang diberikan kepadaku, sehingga aku berkesempatan untuk merasakan bangku sekolah tanpa harus memikirkan biaya. Tugasku belajar dengan rajin. Dan aku berjanji bahwa Aku tidak akan mengecewakan siapapun yang membantu untuk menyekolahkanku.

-sekian-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun