Mohon tunggu...
Nurul Huda
Nurul Huda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa IAIN Palangka Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mini Riset Analisis Laporan Keuangan

6 Desember 2023   13:42 Diperbarui: 6 Desember 2023   14:09 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut grafik perkembangan ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset pada 4 periode perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk dari tahun 2019 sampai dengan 2022 :

screenshot-2-65700ef2e59c98258c774f12.png
screenshot-2-65700ef2e59c98258c774f12.png
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pada tahun 2020 lebih unggul di bandingkan pada tahun yang lainnya jika dilihat dari total asetnya. Namun pada tahun 2019 ke tahun 2020 terjadi kenaikan, tetapi pada tahun 2020 ke tahun 2021 mengalami penurunan pada total asset, dan pada tahun 2022 kondisi perusahaan membaik, di tandai dengan meningkatnya total asset.

screenshot-8-65701bd112d50f0f3e4e3fb5.png
screenshot-8-65701bd112d50f0f3e4e3fb5.png
Rasio Likuiditas

Rasio yang digunakan adalah rasio lancar dan rasio kas. Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

Rumus
Rumus

screenshot-4-65700fb4c57afb4e8e7ad902.png
screenshot-4-65700fb4c57afb4e8e7ad902.png
Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas di tahun 2019 adalah 0,65 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,65 aset lancar. Kemudian di tahun 2020 mengalami kenaikan menjadi 0,78 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin tinggi dibandingkan tahun 2019. Namun di tahun 2021 likuiditas kembali mengalami penurunan. Dan di tahun 2022 likuiditas mengalami kenaikan kembali. Akan tetapi jika dibandingkan dengan rata-rata rasionya, maka kondisi likuiditas PT Uniliver Indonesia cukup baik karena rasio berada di atas rata-rata.

Berdasarkan penelitian terdahulu, Rasio likuiditas menunjukkan hasil analisis sebagai berikut: Rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas menunjukkan hasil “kurang baik” jika dibandingkan dengan rata-rata rasio yang ada.

screenshot-5-65701099c57afb711f60d702.png
screenshot-5-65701099c57afb711f60d702.png
Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas di tahun 2019 adalah 0,048 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,048 kas dan setara kas. Kemudian di tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 0,040, namun pada tahun 2021 terjadi penurunan likuiditas perusahaan, kondisi likuiditas memburuk, tetapi pada tahun 2022 kondisi likuiditas perusahaan membaik ditandai dengan meningkatnya rasio kas dan setara kas. Akan tetapi jika dibandingkan dengan rata-rata rasionya, maka kondisi likuiditas PT Uniliver Indonesia cukup baik karena rasio berada di atas rata-rata.

Rasio Solvabilitas

Rasio yang digunakan adalah Debt to Equity ratio (DER). Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

Rumus
Rumus

screenshot-6-65701c98e59c9840bb0a8443.png
screenshot-6-65701c98e59c9840bb0a8443.png
Berdasarkan diagram diatas,  rasio solvabilitas di tahun 2019 adalah 2,90 artinya dari keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan, sebesar 2,90 didanai oleh hutang. Kemudian di tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 1,98 yang berarti kemampuan hutang untuk menutupi/melunasi beban bunga semakin membaik dan resiko semakin menurun dibandingkan tahun 2019. Namun di tahun 2021 solvabilitas kembali mengalami kenaikan. Dan pada 2022 solvabilitas mengalami kenaikan berarti kemampuan hutang untuk menutupi/melunasi beban bunga semakin buruk dan resiko  semakin tinggi dibandingkan tahun 2020. Akan tetapi jika dibandingkan dengan rata-rata kasnya, kondisi solvabilitas sangat baik karena rasio berada di atas rata-rata.

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa rasio utang terhadap aset PT. Unilever Indonesia Tbk selama empat tahun berada diatas rata-rata rasio yang ada. Namun untuk ukuran rasio utang terhadap asset apabila rasio yang dihasilkan tinggi atau lebih besar dari rata-rata industry yang ada maka semakin tidak baik bagi perusahaan karena pendanaan melalui hutang semakin banyak.

Rasio Profitabilitas

Rasio yang digunakan adalah Profit Margin Ratio atau Gross Profit Ratio. Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

screenshot-26-65701424c57afb5bae6fed52.png
screenshot-26-65701424c57afb5bae6fed52.png

screenshot-7-65701c6cc57afb54c8242342.png
screenshot-7-65701c6cc57afb54c8242342.png
Berdasarkan diagram diatas, rasio profitabilitas di tahun 2019 adalah 0,49 atau 49% artinya perusahaan mampu menghasilkan laba kotor (sebelum pajak dan bunga) sebesar 49% dari penjualan yang diterimanya. Kemudian di tahun 2020 mengalami kenaikan menjadi 0,52 atau 52% yang berarti kemampuan kinerja keuangan perusahaan menghasilkan laba kotor (sebelum pajak dan bunga) meningkat dibandingkan tahun 2019. Namun ditahun 2021 profitabilitas tidak mengalami kenaikan atau penurunan, atau dapat dikatakan kinerja keuangan stabil. Dan pada tahun 2022 profitabilitas mengalami penurunan yang signifikan berarti kemampuan kinerja keuangan perusahaan menghasilkan laba kotor (sebelum pajak dan bunga) semakin menurun dibandingkan tahun 2020 dan 2021. Akan tetapi jika dibandingkan dengan rata-rata kasnya, kondisi profitabilitas sangat baik karena rasio berada di atas rata-rata.

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa rasio hasil pengembalian atas ekuitas PT. Unilever Indonesia, Tbk selama empat tahun berada diatas rata-rata rasio yang ada atau kontribusi total ekuitas terhadap laba bersih selama empat tahun sangat baik, sehingga dengan ini maka dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk dilihat dari Rasio Hasil Pengembalian Atas Ekuitas berada pada kategori “Baik”. Dari hasil tersebut maka laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas perusahaan menunjukkan hasil yang tinggi atau dapat dikatakan perusahaan sudah mampu mengelola modal dengan baik sehingga telah menciptakan penjualan dan menghasilkan laba.

Kesimpulan

            Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Rasio Likuiditas menunjukkan hasil analisis sebagai berikut : Rasio lancer dan Rasio kas menunjukkan hasil “ stabil “ jika dibandingkan dengan rata-rata rasio yang ada.

Rasio Solvabilitas menunjukkan hasil analisis sebagai berikut : Rasio utang terhadap modal menunjukkan hasil “ kurang baik “ jika dibandingkan dengan rata-rata rasio yang ada.

Rasio Prifitabilitas menunjukkan hasil analisis sebagai berikut : Rasio laba kotor menunjukan hasil “ kurang baik “ jika dibandingkan dengan rata-rata rasio yang ada.

 

 

Referensi

Oktavianie, R., & Novianti, M. (2022). ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT UNILEVER INDONESIA TBK. Aksyana : Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam, 1(2), 187. https://doi.org/10.35194/ajaki.v1i2.2480

Wongkar, A. M., Manoppo, W. S., & Rogahang, J. J. (2021). Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan pada PT Unilever Indonesia Tbk. 2(4).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun