Mohon tunggu...
Nuur Anisa
Nuur Anisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Palangkaraya prodi Ekonomi syariah

saya berkuliah di IAIN Palangkaraya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Laporan Keuangan Studi Kasus PT Hutama Karya

6 Desember 2023   18:15 Diperbarui: 6 Desember 2023   18:32 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa Pada tahun 2019, rasio lancar PT HK (28,21) berada di bawah rata-rata industri (67,64). Hal ini dapat menunjukkan bahwa pada tahun tersebut, PT HK mungkin menghadapi tantangan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau mungkin memiliki struktur modal yang berbeda dari industri pada umumnya.

Meskipun terjadi peningkatan, rasio lancar PT HK pada tahun 2020 masih di bawah rata-rata industri. Perusahaan mungkin telah melakukan upaya untuk meningkatkan likuiditasnya, tetapi masih perlu diperhatikan agar dapat bersaing sejajar dengan industri.

Tahun 2021 menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam rasio lancar PT HK (91,64), melebihi rata-rata industri. Hal ini dapat diartikan sebagai peningkatan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mendorong perubahan ini.

Terjadi peningkatan lebih lanjut pada tahun 2022, dengan rasio lancar PT HK (110,28) yang kembali melebihi rata-rata industri. Ini bisa diartikan sebagai indikasi positif terkait dengan likuiditas dan kemampuan perusahaan untuk mengatasi kewajiban jangka pendek.

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas Pada tahun 2019, rasio lancar perusahaan berada di atas rata-rata industri, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cukup aset lancar untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Ini bisa diartikan sebagai indikasi kestabilan keuangan pada periode tersebut.

Tahun 2020 menunjukkan penurunan drastis dalam rasio lancar perusahaan, yang lebih rendah dari rata-rata industri. Hal ini mungkin mengindikasikan adanya tekanan keuangan atau likuiditas yang lebih rendah pada tahun tersebut. Penyebabnya bisa berasal dari berbagai faktor seperti penurunan penjualan, peningkatan kewajiban, atau masalah lain dalam manajemen keuangan.

Pada tahun 2021, rasio lancar meningkat kembali, tetapi masih di bawah rata-rata industri. Meskipun ada perbaikan dari tahun sebelumnya, perusahaan masih mungkin menghadapi tantangan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami penyebab perubahan ini.

Tahun 2022 menunjukkan lonjakan yang signifikan dalam rasio lancar perusahaan, melebihi rata-rata industri. Hal ini bisa diartikan sebagai peningkatan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang mungkin disebabkan oleh perbaikan kinerja operasional, manajemen likuiditas yang lebih baik, atau pengelolaan aset yang lebih efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun