Karena ketidakpuasan akan kesaktian yang dimilikinya, Arjuna bertapa di sebuah gunung. Dari hasil pertapaannya, Arjuna mendapatkan kesaktian yang luar biasa. Namun, para dewa resah dan akhirnya memotong gunung tersebut untuk membangunkan Arjuna dari pertapaannya. Gunung tersebut dinamakan Gunung Arjuno.
Beberapa kasus pendakian di Gunung Arjuno, tidak sedikit pendaki yang mengatakan sering mendengar suara-suara aneh di sekitar pendakian. Paling sering suara gamelan atau suara orang ramai seperti berada di pasar. Makanya, mendaki di Gunung Arjuno harus ekstra hati-hati. Selain harus banyak zikir, di sana juga harus menghargai beberapa tempat sakral serta petilasan yang tersebar di sana.
Konon suara gamelan yang sering terdengar di sekitar Gunung Arjuno adalah gamelan yang sering dimainkan selama masa Kerajaan Majapahit. Namun, beberapa pakar penelitian menjelaskan secara ilmiah, bahwa suara gamelan itu sebenarnya adalah sebuah fenomena alam dari gesekan antarbatuan di sekitar gunung. Akhirnya dari proses alam tersebut, suara khas yang dihasilkan mirip suara gamelan. Suara seruling pun berasal dari embusan angin yang bertiup di antara sela-sela pepohonan dan ranting kering.
Nah, buat Anda yang memiliki jiwa petualang dan tertarik mendaki di Gunung Arjuno banyak aturan-aturan yang ditetapkan. Dikutip dari beberapa situs, para pendaki tidak boleh berjumlah ganjil. Lalu, katanya juga para pendaki tidak boleh mengenakan baju merah. Namun, entah mitos itu benar atau tidak, para pendaki sendiri yang bisa membuktikannya. Yang penting selama pendakian, kita harus berlaku sopan, disiplin dan ekstra hati-hati menjaga sikap. Jangan merusak petilasan yang tersebar di sepanjang jalur pendakian. Tentu saja sebagai umat muslim juga harus banyak zikir karena hanya dengan mengingat Allah, kita akan dilindungi dari segala gangguan jin dan setan. [am]
sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H