chill and heal, yaitu bersantai dan menenangkan diri. Kalau anak saya bilang, 'chilling', yaitu sebutan untuk kucing peliharaan kami jika kucing tersebut sedang menjilati bulu-bulunya dalam rangka membersihkan diri.
Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam halAda mereka yang merasa bosan jika sendirian. Mereka melakukan chilling dengan pergi ke beberapa tempat yang ramai, bertemu, dan berinteraksi dengan orang banyak, sehingga energinya bertambah setelah puas bercengkerama. Namun, di sisi lain ada mereka yang justru lebih memilih sendirian untuk me-recharge diri. Mengumpulkan hormon serotonin untuk memperbaiki mood agar memiliki energi dalam menghadapi orang banyak pada keesokan harinya.
Kalau saya, tentu saja yang kedua. Saya menyukai ketenangan untuk ber-healing ria. Suasana yang ramai justru membuat saya sakit kepala dan merusak mood sehingga setelahnya akan merasa lelah yang berkepanjangan. Setelah bertemu orang banyak, saya butuh recharge energi agar suasana hati mood kembali.
Biasanya untuk healing saya melakukan olahraga, menulis di kamar seharian, mengurus tanaman, atau sekadar berdiam diri di kamar. Namun, saya juga butuh rekreasi, dong. Karena saya bangga berwisata di Indonesia, saya pun memilih suasana pegunungan yang ada di Indonesia.
Indonesia terkenal sebagai negara yang banyak memiliki daerah pegunungan karena wilayahnya yang berada di Cincin Api Pasifik. Jumlahnya sulit ditentukan karena mungkin ada beberapa yang belum teridentifikasi atau belum dipetakan secara resmi.
Namun, berdasarkan PVMBG, ada 127 gunung berapi aktif di Indonesia. Yang tidak aktif, pegunungan di Indonesia yang memiliki ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut, bisa jadi lebih banyak lagi. Â
Namun, bukan itu yang akan kita bahas sekarang, melainkan lokasi pegunungan yang selalu menjadi suasana yang menenangkan. Setidaknya buat saya pribadi. Tergantung lokasinya juga, sih.
pesona Indonesia yang menjadi favorit untuk saya karena udara yang sejuk dan suasana yang tenang untuk tempat merenung dan introspeksi. Cocok untuk saya yang sudah terlalu penat dengan kebisingan kota.
Suasana pegununganSejauh pengalaman saya mengunjungi tempat wisata, Ujung Rimba Camp adalah tempat terbaik untuk bersantai dan menenangkan diri. Suasana yang dingin dan sejuk dengan view Gunung Gede Pangrango membuat kita betah berlama-lama di sana. Kalau saja tidak kena charge, saya pasti akan selalu menunda kepulangan.
Ujung Rimba Camp berlokasi di Desa Wisata Batu Layang, Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Sebuah tempat untuk berkemah dan berwisata alam yang menyediakan berbagai kegiatan penunjang di area yang sangat asri dan sejuk.
Di sana kita bisa melakukan aktivitas outdor seperti flying fox, rafting, berenang, hiking. Yang ingin bersantai bisa berjalan-jalan atau sekadar bermain di taman. Bisa juga agak naik ke atas, kita bisa menikmati air terjun Curug Kembar yang segar.Â
Kalau malam, udaranya duingiinn karena lokasinya di atas perbukitan dengan dikelilingi pegunungan dan lembah di Jawa Barat, seperti Gunung Gede, Pangrango, Gunung Salak. Namun, yang terlihat dari lokasi kemah, sepertinya Gunung Gede.
Untuk rekan-rekan yang memiliki kegiatan family gathering juga bisa banget. Kegiatan kantor, sekolah, atau keluarga yang nantinya akan dikenakan biaya paket.
Di sana selain disediakan penginapan berupa rumah bambu bergaya eskimo, seperti saung puyuh, kita juga bisa menyewa tenda dan memilih tempat untuk berkemah di area yang telah disediakan.
Pertama kali datang ke sana, yang saya periksa adalah kamar tempat saya bermalam. Karena membawa anak-anak, saya memilih saung eskimo yang isinya lima orang untuk satu kamar. Kamarnya terbuat dari bambu dengan lantai yang dingin dan nyaman. Di dalamnya ada kamar mandi yang cukup luas dengan air yang bening dan segar.
Setelah di kamar, saya pun pergi ke taman untuk mencoba ayunan sambil melihat-lihat pemandangan gunung yang tertutup kabut. Silir angin yang lembut seiring dengan ayunan yang saya gerakkan perlahan. Sementara itu, anak-anak berenang bersama ayahnya yang lokasinya tak jauh dari taman.
Di sana, kami mendapatkan fasilitas makan selama tiga kali. Jika ingin menyewa tenda, ada biayanya lagi. Karena anak-anak ingin merasakan pengalaman berkemah di bawah tenda, suami pun memutuskan untuk menyewanya.Â
Di kamar, saya sendirian bergelut dengan laptop mengutak atik naskah. Ternyata, semalaman mereka kedinginan, dong. Akhirnya mereka tengah malam mengetuk pintu kamar menghampiri saya.
Sebenarnya, masih banyak fasilitas yang bisa dinikmati di sana. Karena waktu yang tersedia tidak banyak, kami cukup bersenang-senang ala kadarnya. Meskipun demikian, anak-anak happy dan menikmati.Â
Demikian saya yang memang menyukai suasana pegunungan. Jika boleh, nanti di hari tua, saya akan pindah ke daerah pegunungan yang sejuk dan segar. Namun, gimana nanti anak-anak kalau mudik, ya. Kasihan harus keluar ongkos, hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H