Secara syar'i, membatalkan suatu amalan salat itu tidak diperbolehkan. Bahkan jika ada binatang berbahaya yang melintas di depan orang yang sedang salat, orang tersebut harus berusaha mengusirnya dengan gerakan kecil. Membiarkan jika tidak membahayakan. Namun, jika sekiranya tidak bisa diusir dan membahayakan orang yang tengah melaksanakan salat, barulah orang tersebut boleh membatalkannya.
Demikian juga kita tidak boleh membatalkan salat meskipun anak menangis sepanjang salat. Namun, mengganggu jamaah lain adalah hal yang kurang terpuji. Jika memang sama sekali tidak dapat ditenangkan, sang ibu boleh membatalkan salat dan mundur dari barisan. Tidak pulang, melainkan tetap berada di belakang jamaah untuk mendengarkan khutbah Ied.
Bagaimana jika anak menangis ketika salat?
Gendong anak sambil melakukan setiap gerakan salat. Sebagaimana Rasulullah yang mengendong Umamah kecil ketika salat. Beliau menggendong Umamah ketika beliau berdiri dan meletakkan Umamah ketika beliau sujud.
Oleh karena itu, jika anak sudah menangis sepanjang salat Ied, gendong anak tersebut seperti contoh Rasulullah. Jika memang sudah diusahakan dan tidak bisa reda, apalagi sampai anak itu terdengar frustrasi, sebaiknya batalkan salat dan mundur dari barisan untuk menenangkan anak yang menangis. Daripada mengganggu para jamaah, lebih baik sang ibu mengalah dan mendahulukan kenyamanan si anak. Maka dari itu, penting untuk mempertimbangkan membawa anak ke masjid. Lakukan briefing kecil-kecilan, yaitu memberikan arahan untuk anak-anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama salat jamaah.
Selamat Idulfitri, Kompasianer. Semoga hari raya idulfitri tahun ini membuahkan pahala dari  amalan yang sudah tersemai. Mengampunkan seluruh dosa. Juga memberikan keberkahan untuk kita semua.Â
Taqabbalallahu minna wa minkum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H