Mohon tunggu...
Anisah Muzammil
Anisah Muzammil Mohon Tunggu... Editor - Editor/Penulis

Penulis lepas/Editor/Mentor Ibu rumah tangga, 4 anak Penulis buku Jemuran Putus www.instagram.com/anisah_muzammil www.facebook.com/anisah.muzammil

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Pentingnya Mengajak Anak-Anak Berwisata Sejarah

19 April 2023   05:46 Diperbarui: 19 April 2023   05:48 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Tua, Jakarta (dok. pribadi)

Idulfitri hanya menghitung hari. Liburan masih menjadi satu momen yang sangat dinanti. Aroma jalan-jalan berkeliling mengunjungi sanak saudara selalu menjadi tradisi. Belum lagi berekreasi ke tempat-tempat menyenangkan dan penuh memori.

Namun, apakah Anda berpikir tentang berwisata yang mengandung edukasi?

Bersenang-senang sekaligus mencari ilmu adalah sesuatu yang sangat bermanfaat untuk menambah wawasan. Alih-alih hanya bersenang-senang menyenangkan pikiran, bagaimana jika sekalian mengisi pengetahuan yang berhubungan dengan sejarah di Indonesia. Misalnya, berwisata sejarah. Apalagi jika mengajak anak-anak. Bagai sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Senang-senangnya dapat, ilmunya dapat, membahagiakan anak tentunya juga dapat.

Wisata sejarah memiliki banyak nilai penting yang tidak dapat diabaikan. Selain untuk meningkatkan kesedaran tentang sejarah Indonesia, wisata sejarah bisa menambah wawasan agar dapat mengevaluasi tentang apa yang terjadi di masa lalu.

Melalui wisata sejarah, kita bisa mempertahankan warisan budaya, memberikan dampak ekonomi positif, dan memberikan inspirasi tentang nilai-nilai sejarah di Indonesia.
Keuntungan lainnya adalah berwisata sejarah bisa dilakukan dengan biaya yang sangat terjangkau. Rata-rata tiket masuk tempat wisata sejarah sangat murah dan tentu saja menyenangkan.

Tempat-tempat wisata sejarah yang ada di sekitar Jabodetabek, tempat saya tinggal ada Monas yang merupakan ikon Kota Jakarta. Di dekatnya ada Museum Nasional yang dikenal dengan Museum Gajah. Museum ini menyimpan  sejarah, seperti arkeologi, entografi, prasejarah, tekstil.

Lalu, agak geser sedikit ke utara, ada Museum Fatahilah di Kota Tua, Jakarta yang menyimpan benda-benda bersejarah sejak zaman penjajahan Belanda.

Meluncur lewat tol Cipularang, kita bisa ke Kota Bandung. Di sana ada Museum Geologi yang memamerkan berbagai koleksi geologi, seperti batu-batuan, fosil, dan mineral. Di sana juga dipajang benda-benda yang merupakan korban letusan gunung api.

Ada baiknya, berwisata sejarah lebih menyenangkan jika mengajak anak-anak. Bagi mereka, berwisata sejarah akan menjadi pengalaman yang sangat berharga dan mengandung manfaat yang banyak. Bisa mengembangkan minat dan apresiasi terhadap sejarah, meningkatkan pengetahuan, serta membantu anak-anak memahami  nilai penting yang terkait dengan tempat wisata sejarah yang dikunjungi.

Lalu, bagaimana mengedukasi mereka selama berwisata sejarah?

1. Gali Informasi Sebanyak-banyaknya tentang Latar Belakang Sejarah

Sebelum mengunjungi tempat wisata bersejarah, ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengumpulkan wawasan seputar sejarah dari tempat yang akan kita kunjungi. Sehingga selama di sana, kita mampu menjelaskan apa saja yang terkandung di dalam benda-benda bersejarah yang terpajang di tempat wisata.

Museum Fatahilah (dok. pribadi)
Museum Fatahilah (dok. pribadi)
2. Biarkan Mereka Bereksplorasi

Jangan batasi aktivitas mereka selama tidak menyentuh atau merusak fasilitas tempat wisata. Biarkan mereka mengamati karena menjelaskan tentang sejarah ala pemandu pun percuma. Pengalaman saya, karena keingintahuan anak-anak yang sangat besar, mereka akan berlari ke sana ke mari menghampiri benda-benda yang menarik perhatian. Baru juga ingin menjelaskan, mereka sudah menghilang dan berpindah ke posisi lain.

Jadi, biarkan mereka bereksplorasi untuk memancing mereka bertanya. Nah, di sini wawasan orang tua diuji agar bisa dengan tepat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang kritis.

3. Ajak Anak-Anak untuk Briefing Sebelum Berwisata

Sebelum mengunjungi tempat wisata, ada baiknya mengajak anak-anak berdiskusi tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan. Pastikan anak-anak mematuhi instruksi Anda agar kunjungan bisa dilewati dengan aman dan nyaman. 

4. Tetap Awasi Anak-Anak

Meskipun kita membiarkan mereka bereksplorasi, pastikan untuk memantau anak-anak agar tetap berada di sekitar jangkauan kita. Jangan biarkan anak berlari terlalu jauh karena sangat membahayakan mereka. Jangan sampai mereka menyentuh benda-benda bersejarah, apalagi sampai merusaknya. Ajak anak-anak untuk mematuhi aturan  yang berlaku di tempat wisata sejarah.

5. Evaluasi

Setelah selesai mengunjungi tempat bersejarah, ada baiknya melalukan evaluasi terkait wisata sejarah agar ingatan mereka tentang kunjungan pada hari itu melekat kuat.  Memberikan contoh-contoh tempat bersejarah lain dan merencanakan bepergian bersama pada kesempatan yang akan datang.

Hotel Santika, Bandung (Foto milik Hotel Santika)
Hotel Santika, Bandung (Foto milik Hotel Santika)
6. Pilih Hotel yang Nyaman jika Mencari Penginapan

Jika memutuskan untuk menginap, pilihlah hotel yang ramah untuk anak-anak, sehingga mereka merasa nyaman beristirahat. Ajak anak-anak menceritakan kembali pengalaman mereka dalam mengunjungi tempat wisata bersejarah.

Seperti ketika saya mengunjungi Museum Geologi, kami sekeluarga harus menginap di sekitar Dago karena perjalanan ke rumah mencapai 3 jam. Itu pun kalau tidak macet. Makanya akhirnya kami mencari penginapan.

Kolam Renang di Hotel Santika (dok. Hotel Santika)
Kolam Renang di Hotel Santika (dok. Hotel Santika)
Nah, sekitar 2.3 kilometer dari lokasi museum, ada Hotel Santika, Bandung yang terletak di Jalan Sumatera. Perjalanan bisa ditempuh hanya kurang lebih lima menit untuk sampai ke sana. Hotelnya nyaman dan ramah untuk anak-anak. Di sana kita juga bisa mengajak anak-anak untuk berenang dengan menyenangkan.

Dengan menerapkan kiat-kiat berwisata sejarah kita bisa memperdalam pengetahuan untuk anak-anak tentang sejarah dan budaya, serta meningkatkan minat mereka untuk menggapai cita-cita.

*Video ketika berjalan-jalan ke Museum Fatahilah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun