Seorang anak kecil berusia enam tahun yang sedang belajar berpuasa Ramadan bertanya kepada ibunya yang sedang sibuk di dapur.
"Nda, puasa itu untuk apa, sih?" Mata anak itu berbinar lugu menatap ibunya yang tengah menyiangi sayuran untuk diolah menjadi santapan berbuka.
"Puasa itu untuk pembersihan diri, Nak. Selama berpuasa, dosa kita diampuni," jawab sang ibu.
"Tapi Adek, kan, masih kecil, Nda. Kata Ayah, kalau masih kecil belum ada dosa," kata anak itu lugas.
"Iya, betul. Meskipun belum berdosa, anak kecil tetap dapat pahala selama berpuasa. Selain itu, berpuasa juga bermanfaat untuk pembersihan organ tubuh dari  zat-zat beracun yang mencemari usus. Nah, selama berpuasa, tubuh kita mengalami proses detoksifikasi yang artinya proses menguras racun dalam tubuh," jelas ibunya.
Anak kecil itu sempat kebingungan. Namun dia hanya diam dan tampak berpikir. Sang ibu merasakan kebingungan anaknya.
"Adek ngerti, enggak?" gurau ibunya tersenyum seraya menatap sang anak dengan kerling mata jenaka. "Mending bantuin Bunda, nih. Nyiangin sayuran," imbuh sang ibu.
Bukannya beranjak, anak itu mematung di samping ibunya yang sibuk mengolah bahan makanan.
"Tapi Adek laper, Nda," katanya.
"Namanya juga puasa, Dek," jawab ibunya. "Kalau kenyang namanya berbuka puasa." Ibunya bercanda lagi.
Si anak tidak terpengaruh. Sepertinya dia masih sibuk mencari cara agar sang ibu mengizinkannya untuk makan lebih cepat. Akhirnya dia pun mulai drama dan merisak.
"Adek enggak sabar, nih. Pengin cepat-cepat magrib," rengeknya.
"Kenapa? Lapar?" tanya ibunya. Anak kecil itu menangguk.
"Kalau puasa ya pastinya lapar. Makanya puasa itu artinya menahan. Sabar menahan nafsu ingin makan. Sabar menahan lapar. Sabar menahan dari segala apa pun perbuatan buruk.Termasuk sabar menunggu waktu berbuka." Sang ibu menghadapinya dengan lembut dan telaten.
Si anak pun mengerti dan tidak melanjutkan pertanyaan kembali. Dia mengangguk pasrah ketika sang ibu membujuknya untuk bersabar.
"Loh, Adek katanya mau bantuin Bunda! Kasian Bunda, nih, banyak kerjaan," seru sang Ibu ketika si anak hendak beranjak pergi.
Si anak pun menjawab, "Namanya juga ibu rumah tangga, Nda. Jadi ibu itu memang cape. Kalau enggak mau cape itu jadi anak-anak aja, Nda," sahut sang anak seraya beranjak pergi dengan begitu polosnya.
Sang ibu antara ingin marah, tetapi merasa geli menahan tawa menghadapi keunikan anak keduanya tersebut.
"Adeeek!" teriak ibunya dalam hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI