Alhamdulillah, setelah hari pertama, unggah tulisan di Kompasiana paling pagi, kemudian hari ke-2 agak siang. Eh, hari ke-3, malah hari gini baru posting.
Bukan .... Bukan semangat yang kendor, melainkan karena memang selama Ramadan ini saya ditugaskan untuk jadi tukang foto di beberapa acara bukber yang diselenggarakan beberapa lembaga. Setelah beberapa kali wira-wiri ke sana ke mari, saya pun tumbang meriang dan tak mampu bangkit lagi.
Namun, saya tak menyerah untuk tetap mengunggah tulisan demi produktivitas dan upgrade skill selama Ramadan. Beberapa cara yang bisa dilakukan agar saya tetap produktif memungkinkan saya untuk menambah receh. Lumayan, bisa jajan harian.
Pertama, saya upgrade keahlian yang sudah digeluti, yaitu keterampilan menulis dan menyunting. Tentu saja belajar itu tak ada yang namanya selesai, kecuali sudah waktunya berkalang tanah.Â
Pada saat itu,pena pun diangkat, ruh pun kembali kepada Sang Pencipta. Hanya jejak tulisan kita yang tertinggal. Jadi, selama kita hidup, tak ada kata 'lulus' dalam menuntut ilmu. Meskipun bisa dibilang saya sudah menemukan gaya tersendiri dalam menulis, keterampilan tersebut tetap harus ditingkatkan agar lebih baik lagi.
Penulis pemula, harus terus belajar bagaimana menangkap ide dan mengembangkannya. Penulis senior pun juga harus terus mengasah keterampilan menulisnya karena perkembangan bahasa melaju pesat sesuai zaman. Jika keterampilan menulis tidak diasah, pasti akan kalah dengan yang baru menulis kemarin sore.
Kedua, saya mencoba keahlian baru di samping skill menulis, yaitu menjadi tukang foto dan edit video. Sebenarnya hobi ini sudah lama. Namun, bidang fotografer sekadar hobi, bukan pasion sehingga saya tidak pernah mengasahnya. Pasion saya adalah menulis. Meskipun sempat berhenti lama, saya tetap rindu menulis.
Nah, kembali ke edit video. Ini bukan tentang Mystery Challenge 1 yang menjadi tantangan Samber THR pada hari ke-4. Namun, mengedit video dari hasil jepretan saya memang sudah menjadi hobi yang saya geluti di samping aktivitas menulis sehari-hari.Â
Akhirnya setiap ada acara yang diselenggarakan teman-teman satu komunitas, selalu saya yang dijadikan seksi dokumentasi. Meskipun terbilang amatir, kemampuan reportase saya diakui oleh teman sesama emak-emak.
Era terus berkembang dan berubah. Keterampilan yang relevan sangat penting agar tak ketinggalan zaman. Up to date ilmu dan menambah wawasan untuk keberhasilan karier dan kehidupan pribadi sangat perlu dilakukan.
Apalagi ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan agar tetap bisa jajan dan skincare-an. Bukan berarti enggak dapat jajan dari suami, ya. Namun, emak-emak zaman sekarang juga perlu tahu hal kekinian.Â
Bukan hanya tahu soal mengurus cucian atau buka lapak di pinggir jalan. Namun, emak-emak juga perlu hal yang berbau ilmu pengetahuan agar bisa memanfaatkan era digital untuk menghasilkan cuan. Seperti peribahasa, "pandai minyak air". Di tangan orang yang kreativitasnya tinggi, barang tidak berguna pun bisa dimanfaatkan
Yang gemar memasak bisa membuat video praktik memasak dan menampilkannya di channel YouTube. Yang gemar menulis juga bisa mengunggah tulisannya lewat beberapa platform  menulis. Yang punya keterampilan jual beli, sekarang sudah ada fasilitas live shop di  beberapa marketplace.
Sementara itu, yang bisa berbicara bisa jadi mentor via aplikasi Zoom. Bisa mentor di bidang bisnis, editing, menulis, dan sebagainya. Pokoknya semua itu menghasilkan cuan yang pekerjaan tersebut bisa dilakukan di sela melakukan pekerjaan rumah.
Kalau ibu rumah tangga tidak meng-upgrade skill-nya di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, mereka mungkin akan tertinggal dari yang lain dan kesulitan bersaing dalam rutinitas serba digital seperti sekarang ini.
Namun, hidup bukan tentang mengejar dunia. Bulan Ramadan adalah masa-masa indah untuk upgrade skill dalam hal beramal. Jangan pikirkan lagi bagaimana cara meningkatkan cuan. Namun, pikirkan bagaimana cuan yang kita hasilkan bisa dilipatgandakan dalam bentuk pahala.
Menuntut ilmu agama adalah salah satu bentuk upgrade skill yang sangat cocok dilakukan pada bulan Ramadan. Selain berpahala, menuntut ilmu pada bulan Ramadan membuat pikiran kita terbuka dan berwawasan luas. Ingat belajar itu tidak akan pernah selesai, terutama belajar tentang ilmu agama. Gimana? Sudah bertambahkan hafalan Qur'an kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H