Hampir satu bulan berlalu, acara "Deklarasi Gerakan Nasional Penguatan Pancasila Generasi Millenials dan Gen Z (GNPPGMZ)" sukses dilaksanakan.
Acara ini merupakan sebuah acara yang dimotori oleh BPIP RI (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia) bersama TNI Angkatan Laut Koarmada I.Â
Tentunya pertanyaaan mendasarnya adalah bagaimana saya bisa mengikuti acara ini?
Semua berkat KOTEKA dan Wisata Kreatif Jakarta, secara bersama-sama mereka pun membuka pintu, agar saya dan beberapa teman yang beruntung untuk dapat mengikuti acara ini .
Saat menghadiri acara tersebut, adalah serta merta menarik perhatian adalah bagaimana antusiasnya generasi gen Z memasuki badan kapal dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan di panggung depan.
Tempat lokasi acara sangat luas, karena berada di bagian tengah kapal.
Hal ini ditujukan rupanya agar Gen Z dapat duduk di depan dan mendengarkan lebih serius penjelasan yang disampaikan. Serta bagi beberapa Gen Milenial juga dapat memperhatikan dengan seksama , hal-hal yang mungkin ditemui baru dalam penjelasan kali ini.
Saya sendiri duduk di tengah-tengah badan kapal dan mendapati bahwa ternyata di antara banyaknya pengunjung ada beberapa pengunjung yang memiliki keterbatasan, sehingga tidak dapat berbicara.
Namun mereka tetap antusias, dan mengobrol dengan prajurit yang bertugas di samping area mereka .
Mereka rupanya juga sedang diberikan penjelasan tersendiri, di waktu jeda, akan tugas dan fungsi kapal ini.
Tertarik akan hal ini, saya pun bergegas mencoba mewawancarai salah satu prajurit. Untuk mengkonfirmasi hal-hal yang baru saya dengar.
Berikut ini adalah videonya
Wah, rasanya bangga sekali.
Ketika mengetahui bahwa Indonesia pun , ikut andil dalam persoalan dunia. Serta ternyata ini adalah merupakan salah satu pelaksanaan dari PANCASILA.
Kemudian perhatian sayapun beralih pada saat sesi permainan, dimana para pengunjung yang menjawab pertanyaan akan diberikan hadiah. Jika jawabannya benar.
Satu hal menarik perhatian, akan hadirnya mahasiswa yang nampaknya sangat hafal dengan segala hal yang ditanyakan.
Ia telah memiliki jawaban benarnya dan ia pun mendorong teman-temannya untuk turut berpartisipasi.
Hal ini kemudian saya perhatikan lagi, ternyata hadiah yang diberikan masih seputar pengenalan serta Penguatan PANCASILA.
Suasana menjadi semakin seru dan saat itulah ada salah satu pengunjung yang menjawab salah pertanyaannya. Namun tetap diberikan hadiah, dikarena suasana yang semakin seru dan membahagiakan ini.
Eforia akan permainan ini semakin dikuatkan, saat ada adegan "drama" , menjelaskan bagaimana jika pesawat diserang oleh musuh.
Walaupun ini hanya permainan, namun suara tembakan peluru kosong dan peragaan penyerbuan ini, cukup membuat penonton terhibur.
Banyak sekali pengunjung yang mengabadikan dan membuat konten untuk sosial medianya.
Suasana terasa agak ricuh dan kacau.
Kesan Gen Z
Akan acara ini terlihat mereka masih mengharapkan agar dapat berlangsung sesuai jadwal, yaitu hingga sore hari.
Namun entah mengapa, acara kali ini berlangsung cepat dan membuat peserta masih meiliki waktu luang.
Saya dan teman-teman lalu diajak untuk masuk dan mempelajari lagi isi dalam kapal ini.
Kami pun memasuki badan kapal , dan melihat bagaimana proses perawatan kru pesawat dan juga penunjang hidup selama di laut. Sangat diperhatikan.
Sempat terbesit pula pikiran, bagaimana jika Gen Z melihat hal ini?
Pasti mereka akan merasakan hal-hal yang lebih emosional lagi.
Wah, bisa jadi mereka akan tertarik bergabung menjadi prajurit AL.
Foto menjadi Bencana
Hal ini mau tak mau menjadi perhatian saya.
Saat pengunjung naik ke atas kapal tertinggi. Terlihat lantai kapal terbagi menjadi tiga warna.
Alur warna abu, adalah agar pengunjung berjalan disana.
Alur putih dan merah berbentuk tanda + , dapat dikatakan merupakan tanda palang merah.
Sehingga perwira disanapun menitip pesan , agar lantai yang berwarna putih tidak diinjak.
Namun sayangnya, saya sendiri melihat dan turut merasa malu. Saat teman-teman berupaya mengambil konten terbagus mereka, dengan menginjak lantai berwarna putih tersebut.
Seketika wajah beberapa prajurit memucat dan semua diperintahkan untuk segera turun dan tidak naik lagi.
Namun sayangnya, saya tetap melihat betapa cueknya , beberapa pengunjung tetap berupaya mengambil konten dengan menginjak are putih.
Sayapun langsung menanyakan alasan sebenarnya , dibalik pelarangan tersebut.
Menurut salah satu prajurit. Bahwa kapal ini akan dilihat dari angkasa.
Sehingga warna putih tersebut, wajib tetap berwarna putih polos, tanpa ada jejak-jejak sepatu
Sayapun memperhatikan lagi, memang banyak sekali bekas jejak-jejak sepatu dari para pengunjung yang melakukan foto-foto untuk atas nama konten.
Rasa malu pun terbesit di hati dan berpikir sungguh malu Gen Milenial, jika dibandingkan dengan Gen Z.
Mereka sangat antusias di badan kapal saat permainan yang bertemakan Penguatan Pancasila. Sedangkan gen Milenial tidak.
Tidakkah lebih baik jika , saat mau berfoto , Gen Milenials ini dimintakan saja untuk mengucapkan sila-sila Pancasila. Baru kemudian boleh berfoto demi media sosial mereka.
Mereka pun seharusnya diperintahkan saja dengan tegas, agar tetap di jalur berwarna abu.
Wajah-wajah prajurit yang lelah dan sedikit kesal, lalu akhirnya maklum dan pasrah pun terus membayangi saya.
Rasa sesalpun terbalut , saat mengingat saat salah satu prajurit tadi dengan bangga menceritakan proses bantuan donasi Indonesia melalui kapal ini.
Maka kesimpulan saya adalah, nampaknya Gen Z, termasuk generasi yang masih sangat bangga akan hal terkait pengenalan Pancasila.
Gen Milenials nampaknya telah terpapar banyak problema kehidupan, sehingga rasa tenggang rasapun telah pupus dan lebih mementingkan ego masing-masing.
Jadi sebenarnya proses Penguatan Pancasila ini lebih tepat untuk Gen Z atau Gen Milenials?
Tingkah laku dan tindak tanduk , sebenarnya mencerminkan pengertian Pancasila itu tersendiri.
Yang sayangnya hal ini telah terlupakan oleh Gen Milenials.
Hampir satu bulan berlalu, sayapun telah mengendapkan proses kejadian tersebut.
Namun satu hal yang pasti.Â
Wajah-wajah prajurit memucat saat menyadari ada banyak noda sepatu di lantai berwarna putih tersebut, akan terus membayangi ingatan saya,
Selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H