Film Dilan 1991, hingga hari ini masih merajai bioskop hampir di seluruh Indonesia. Pro dan Kontra pun berdatangan.Â
Banyak yang merasa film ini terlalu menjajah bioskop di Indonesia dan tidak memberikan ruang bagi film lainnya. Â Benarkah begitu?
Namun juga ada berbagai pandangan yang lain, yang sempat saya rangkum sebagai berikut:
1. Bagi yang tipe suka misteri dan teka teki. Pastinya akan terbawa pada arus spekulasi mengenai singkatan nama Dilan, Blog lama Pidi Baiq , dialog twitter akun tertentu. Hingga berusaha menelusuri tiap sudut kota Bandung, untuk mengetahui siapa Dilan sesungguhnya.
2. Bagi tipe realistis, menganggap "mahluk khayalan" abis itu Dilan . Mana ada anak bandel tapi sopan kayak gitu ...
( Yang Ini aku nyengir aja, karena pernah dulu ada beberapa teman yang gitu. Bandel tapi sopan pisan.
Namun tipe realistis gini mah ngga bisa dibantah. Ntar minta bukti.
Lalu buat apa juga buka - buka masa lalu orang yang mungkin sekarang juga sudah dilupakan Dan berubah juga orangnya karena sudah berkeluarga. Beda atuh Gaya masa muda sama pas sudah jadi Bapak-Bapak. Kudu Jaim berwibawa. Jadi jangan buka masa lalu lah)
3. Bagi tipe hobi nonton , keluarlah analisa mengenai sudut pengambilan gambar, cameo, marketing, setting, busana, rekor jumlah penonton dan hal-hal seru lainnya.
4. Tipe sebodo amat. " ya udah nonton. Terus bagusnya apa? "
Nah, kali ini aku ingin melihat lebih jauh pada misteri hilangnya penggalan adegan yang menghilang dari film, padahal dalam wawancara dan you tube "behind the scene nya", adegan ini ada dan pemeran Dilan yaitu Iqbal saat diwawancara tertawa-tawa saat menceritakan adegan yang harus dilakukan.
Adegan itu adalah saat Dilan ditampar oleh ayahnya di kantor polisi, dan kemungkinan besar adegan ini mengisi celah saat penjelasan melalui narasi, bahwa Dilan diusir oleh ayahnya.
Mengapa adegan ini kemudian dihilangkan? Merupakan misteri bagi saya. Namun dengan banyaknya pro kontra mengenai film Dilan, saya menduga ini ada kaitannya dengan persoalan hak anak, perlindungan terhadap anak., yang saat ini memang sedang marak menjadi sorotan.
Padahal adegan ini sebenarnya merupakan salah satu penjelasan mengenai karakter Dilan, yang dianggap kurang realistis dan mengada-ada.
Pada era tersebut, tentara sangat berkuasa. Ditakuti dan rata-rata mereka menerapkan displin dan teramat kaku , sehingga hubungan ayah dan anak tidaklah dekat. Cenderung bagaikan satuan prajurit. Sehingga wajarlah jika muncul sosok seperti Dilan yang sangat sopan, bahkan ada yang rajin beribadah dan berprestasi di sekolahnya, namun untuk mendapatkan pengakuan akan jati dirinya, mereka ada yang terlibat dalam kegiatan olah raga, namun juga suka tawuran atau masuk dalam geng motor.
Wajarlah seorang Dilan kemudian jatuh hati pada sesosok Milea, yang konon orangnya sangat perhatian kepada semua teman-temannya. Selalu khawatir, ngemong dan keIbu-an sekali.
Temanku pun langsung menepik teoriku dan berkata , " Dilan itu fiksi, Milea fiksi. Tontonan romansa anak muda khayalan".
![Nonton Dilan bersama KOMiK di Epicentrum XXI](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/05/dilan2-5c7db83f677ffb78cd3bc2f3.jpg?t=o&v=770)
Namun bagiku Dilan adalah salah satu pop culture era tahun 1980, yang meminjam sedikit romansa khas anak mudanya saat itu. Mengenai setuju atau tidaknya, kembali penekanannya pada latar belakang masing-masing tentunya. Namun aku hanya ingin mendengarkan dahulu satu lagu yang sangat manis mengisi celah scene demi scene , dan membius banyak penontonnya. Apakah itu? Yuk kita dengarkan sama-samaÂ
Namun semua terkena kehebohan sesaat Dilan dan Milea. Untuk hal ini , hanya ada satu bait kalimat yang bisa kukatakan " Keren dah kamu Pidi Baiq" #Dilan1991
![Nonton bersama teman komunitas FFB dan Gila Film di Hari Dilan Bandung](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/05/dilan1-5c7db78d43322f659930b1e5.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI