Mohon tunggu...
Nuty Laraswaty
Nuty Laraswaty Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketer , penulis konten

owner my own law firm,bravoglobalteam founder,trainer network marketing, trading, speaker in radio program( heartline fm - gaya fm) and multiply seminars,mc

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Saat Makanan pun Menjadi Media Pemersatu, Berbagi Bersama dan Imajinasi Liar

30 September 2018   04:05 Diperbarui: 1 Oktober 2018   03:24 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aruna dan Lidahnya pun filmnya selesai dibuat, dan membuat sebuah dunia baru bagi film Indonesia.

Media Pemersatu

Semua pasti punya teman, yang suka kita ajak berdiskusi ramah temeh hingga masalah yang berat sekalipun. Dalam diskusipun, karena latar belakang teman dan diri kita yang berbeda tiap detiknya, pasti pun akan menimbulkan pemikiran dan pemahaman yang berbeda terhadap topik yang didiskusikan.

Terkadang kita sependapar, terkadang kitapun berbeda pendapat.

Namun tidakkah kita sadari, bahwa media penghubung waktu dan ruang diskusi itu adalah makanan dan atau minuman?

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Perkenalkan kami berempat yang berada dalam foto adalah kelompok tiga, dalam #tantanganKomik nonton bersama film Aruna dan Lidahnya.

Acara nonton bareng bersama KOMIK kali ini memang berbeda dari nonton bareng pada umumnya, karena kali ini, sebelum menonton film Aruna dan Lidahnya. Kamipun bersama-sama menikmati wisata kulineran di seputar bioskop lokasi pemutaran film dan menuangkan perasaan kami akan makanan maupun minuman yang telah kita santap.

Dalam foto, masing-masing menampilkan raut ekspresi wajah terbaiknya. namun tahukah kalian, dibalik waktu pengambilan foto ini. Jika waktu dimundurkan barang seperkian menit saja. Mungkin ekspresi terbaik ini berubah wujud menjadi diskusi seru, mengapa tempat ini yang dipilih untuk menjalani wisata kulineran. Tempat yang "konon" harganya lebih mahal, dibandingkan tempat wisata kulineran lain, yang dipilih oleh kelompok yang lainnya , dengan penekanan dugaan konon harganya lebih murah.

Perdebatanpun nyaris terjadi karena sudut pandang yang berbeda. Yang satu lebih memandang pada nilai harga, sedangkan yang satu lagi lebih menekankan pada mudahnya akses bertemu bagi yang datang terlambat. Yang lain, sibuk dengan pikirannya masing-masing dan terbenam dalam pesona kenikmatan makanan atau minuman yang sedang disantap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun