Laksmi Pamuntjak pun mengamininya dan saat ditanyakan oleh para penggemar pembaca bukunya.Â
Laksmi Pamuntjak pun menenangkan penggemarnya agar memaklumi perbedaan tersebut, serta menyampaikan pula untuk penulisan skenario , yang dikerjakan oleh Titien Wattinema , telah memberikan kebebasan untuk menginterpretasikannya dengan dunia film. Disarankan pula agar penggemar buku Aruna dan Lidahnya memaklumi, dikarenakan imajinasi Aruna yang mungkin belum dapat dipresentasikan dalam dunia film.
Kebetulan saat itu, hadir Dian Sastrowardoyo , yang dalam dunia film akan berperan sebagai Aruna . Dian pun mengiyakan, untuk dapat memasuki dunia imajinasi Aruna, mau tak mau Dian pun harus mempergunakan imajinasinya saat masa kecil. Wow . Terus terang, saya tertarik sekali dengan komentar Dian yang satu ini.
Alasannya begini , mundur lagi, kilas balik masa lalu (hehehe)
Dalam pelatihan akting yang diselenggarakan salah satu sanggar di Jakarta, sayapun sempat mencoba melatih diri untuk berimajinasi melakukan tindakan agar sesuai naskah yang ada di hadapan saya.
Saat berimajinasi dengan menggambarkan diri sebagai orang dalam naskah tersebut, biasanya gagal total penghayatannya.
Namun menariknya adalah  saat saya menempatkam imajinasi yang saya miliki berdasarkan pengalaman  ke dalam karakter pada naskah tersebut, justru tepukan pujianpun diberikan dari slah satu instruktur pelatih di sanggar tersebut.
jadi .... ?
Sayapun menyimak penjabaran Dian, akan karakter imajinasi pribadinya yang dipergunakan demi memerankan Aruna  dan saat disampaikan bahwa penggambaran imajinasi pribadinya akan adegan dalam film ini termuat pula dalam salah satu adegan di dunia film Aruna dan Lidahnya, maka sayapun semakin menjadi serius dan makin  penasaran.Â
Bayangkan imajinasi Dian, juga ditampilkan dalan film ini . Ini menarik sekali dan kapan lagi ada, dan dari hasil penjabaran tersebut sayapun sangat tak sabar menantikan penayangan resmi filmnya.
Tokoh Aruna dalam dunia buku , memang memiliki dunia imajinasi unik dan di luar kotak. Saat saya membaca bukunya, saya sering tertawa sendiri, akan imajinasi Laksmi Pamuntjak. Bisa-bisanya Laksmi Pamuntjak menciptakan karakter se ajaib Aruna ini.