Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Forgive but Not Forget, Bukan Sebuah Tindakan Bijaksana

10 Agustus 2024   12:22 Diperbarui: 10 Agustus 2024   17:34 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.istockphoto.com/srdjanns74


"Forgive But Not Forget" Bukan Sebuah Pendekatan  Bijaksana

Dari laman https://elohim.id, ada sebuah ilustrasi tentang seorang lelaki miskin yang sedang berjalan pulang dengan susah-payah, sambil memanggul sebuah karung besar berisi kentang.

 Akhirnya melintaslah sebuah kereta kuda di jalan itu, dan si pemilik kereta mengundang pria tersebut untuk naik ke kereta. 

https://www.freepik.com/
https://www.freepik.com/

Setelah naik, pria tersebut duduk sambil terus memanggul karung bawaannya yang berat itu. Ketika si pemilik kereta menyuruhnya menurunkan karung itu dan meletakkannya di atas kereta, lelaki itu menjawab, "Saya tidak ingin terlalu merepotkan Anda, Pak.

 Anda sudah memberi saya tumpangan, maka biarlah saya tetap memanggul karung berisi kentang ini."Ilustrasi ini mirip dengan topik diatas, sudah diatas kereta seharusnya meletakan beban dan penderitaan yang ia hadapi tetapi  justru masih memikirkan pemilik kereta yang dengan rela menolongnya.

Dalam kehidupan, kita sering kali menghadapi situasi di mana kita disakiti atau dikhianati oleh orang lain. Ketika hal ini terjadi, muncul dilema antara memaafkan atau tetap memendam perasaan negatif. 

Ungkapan Forgive But Not Forget "(memaafkan tetapi tidak melupakan)" sering kali diutarakan sebagai solusi untuk situasi semacam ini. 

Tetapi apa apakah dampak yang akan terjadi jika  memaafkan tanpa melupakan,? Nabi Yesaya berkata: "jangan mengingat hal-hal yang dahulu, ataupun merenungkan hal-hal di masa lalu."

Makna Memaafkan

Memaafkan adalah proses melepaskan perasaan dendam, marah, atau kebencian terhadap seseorang yang telah melakukan kesalahan. Ini bukan berarti kita setuju atau menerima perbuatan buruk yang dilakukan, tetapi lebih kepada melepaskan beban emosional yang kita rasakan. 

Memaafkan adalah tindakan yang memerlukan kebesaran hati, karena tidak semua orang mampu melakukannya dengan mudah.

Mengapa Harus Melupakan

Memiliki kemampuan untuk memaafkan dan melupakan adalah hal yang penting dalam kehidupan. Mengapa hal ini penting:

Membebaskan Diri dari Beban Emosional

Menyimpan dendam atau kebencian hanya akan membebani diri kita sendiri. Memaafkan dan melupakan dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan kemarahan yang mungkin kita rasakan.

Kesehatan Mental yang Lebih Baik

Ketika kita memaafkan, kita mengizinkan diri kita untuk melepaskan perasaan negatif. Ini dapat meningkatkan kesehatan mental kita, mengurangi risiko depresi, dan meningkatkan kebahagiaan.

Memperbaiki Hubungan

https://www.istockphoto.com/srdjanns74
https://www.istockphoto.com/srdjanns74

Memaafkan dapat membuka jalan untuk rekonsiliasi dan memperbaiki hubungan yang rusak. Ini memungkinkan hubungan berkembang lebih baik dan lebih sehat di masa depan.

Memberi Ruang untuk Pertumbuhan.

 Ketika kita memaafkan, kita mengakui bahwa semua orang, termasuk diri kita sendiri, bisa membuat kesalahan. Ini membantu kita untuk tumbuh sebagai individu yang lebih dewasa dan bijaksana.

Menghentikan Siklus Negatif.

Dengan memaafkan dan melupakan, kita bisa menghentikan siklus balas dendam atau dendam yang bisa terus-menerus menghancurkan kehidupan kita dan orang lain.

Mengikuti Prinsip atau Keyakinan Spiritual

 Banyak tradisi spiritual atau agama mengajarkan pentingnya memaafkan sebagai cara untuk mencapai kedamaian batin dan hubungan yang lebih baik dengan orang lain. 

Memafaatkan dan melupakan adalah konsep yang sangat penting, terutama dalam hubungan antara manusia  dan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Nabi Yesaya  dalam bukunya Yesaya 43:18 mencatat bahwa Allah sendiri tidak mengingat-ingat dosa umat-Nya ("I, even I,am he that blotteth out thy transgression for mine own sake, and  not remember thy sins.)"

Meningkatkan Kesehatan Fisik

Ada penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang memaafkan memiliki tekanan darah yang lebih rendah, sistem kekebalan tubuh yang lebih baik, dan risiko penyakit jantung yang lebih rendah. 

Dikutip dari laman https://www.halodoc.com/: Hidup tanpa memaafkan tak hanya memberikan beban psikis melainkan juga beban fisik. Kemarahan menempatkan seseorang dalam mode "terjaga" sehingga memberikan perubahan pada respons fisik mulai dari detak jantung, tekanan darah, dan respons imun.

Memaafkan bukan berarti mengabaikan kesalahan atau berpura-pura bahwa hal buruk tidak pernah terjadi. Namun, ini adalah tindakan yang memungkinkan kita untuk melanjutkan hidup tanpa membawa beban masa lalu. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun