Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Forgive but Not Forget, Bukan Sebuah Tindakan Bijaksana

10 Agustus 2024   12:22 Diperbarui: 10 Agustus 2024   17:34 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Screeshot: Akun Kompasiana.com

Menghentikan Siklus Negatif.

Dengan memaafkan dan melupakan, kita bisa menghentikan siklus balas dendam atau dendam yang bisa terus-menerus menghancurkan kehidupan kita dan orang lain.

Mengikuti Prinsip atau Keyakinan Spiritual

 Banyak tradisi spiritual atau agama mengajarkan pentingnya memaafkan sebagai cara untuk mencapai kedamaian batin dan hubungan yang lebih baik dengan orang lain. 

Memafaatkan dan melupakan adalah konsep yang sangat penting, terutama dalam hubungan antara manusia  dan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Nabi Yesaya  dalam bukunya Yesaya 43:18 mencatat bahwa Allah sendiri tidak mengingat-ingat dosa umat-Nya ("I, even I,am he that blotteth out thy transgression for mine own sake, and  not remember thy sins.)"

Meningkatkan Kesehatan Fisik

Ada penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang memaafkan memiliki tekanan darah yang lebih rendah, sistem kekebalan tubuh yang lebih baik, dan risiko penyakit jantung yang lebih rendah. 

Dikutip dari laman https://www.halodoc.com/: Hidup tanpa memaafkan tak hanya memberikan beban psikis melainkan juga beban fisik. Kemarahan menempatkan seseorang dalam mode "terjaga" sehingga memberikan perubahan pada respons fisik mulai dari detak jantung, tekanan darah, dan respons imun.

Memaafkan bukan berarti mengabaikan kesalahan atau berpura-pura bahwa hal buruk tidak pernah terjadi. Namun, ini adalah tindakan yang memungkinkan kita untuk melanjutkan hidup tanpa membawa beban masa lalu. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun