Fenomena Mabuk, Dampak Modern yang Memengaruhi Kehidupan
Berulangkali saya melangka melewati depan rumah tetangga. Aktivitas seharian adalah berjualan di kios dan jualan makanan ringan lainnya. Tidak heran minuman keras dan penjualan rokok pun tidak terlewatkan.
 Baik siang maupun malam betapa ramainya mereka duduk  makan minum, bercanda  di teras rumah tetangga tersebut. Kadang mereka hidup rukun dan damai ada saatnya pertengkaran dan perselisihan sering terjadi.Â
Fenomena yang terjadi adalah disaat kondisi baik dan aman, baik tuan rumah, bapak ibu, pemuda dan remaja memenuhi teras rumah masing-masing menatap layar HP berjam-jam dan seakan menikmati.
 Kadang kita sebagai tetangga yang melewati depan rumah dan menyapa kadang juga tidak merespon balik. Mengapa? Karena masing-masing telah hanyut dalam sebuah keterikatan akan pengaruh medsos.
Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan TikTok bukan hanya tempat untuk bersosialisasi, tetapi juga untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan membangun jaringan profesional.Â
Namun, di balik manfaat yang ditawarkan, ada fenomena yang semakin sering dibicarakan: "mabuk medsos". Istilah ini menggambarkan kondisi di mana seseorang merasa kecanduan atau terlalu terobsesi dengan media sosial, sehingga berdampak negatif pada kehidupan nyata mereka.
 Gejala Mabuk Medsos
Mabuk medsos dapat dikenali melalui berbagai gejala, antara lain:
Waktu yang Berlebihan
Seseorang yang mabuk medsos biasanya menghabiskan banyak waktu untuk berselancar di media sosial, sering kali lebih lama dari yang direncanakan. Mereka mungkin merasa sulit untuk menghentikan aktivitas ini, meskipun sadar bahwa itu mengganggu aktivitas lain.
FOMO (Fear of Missing Out)
Rasa takut tertinggal atau ketinggalan informasi terbaru atau tren yang sedang berlangsung di media sosial dapat memicu seseorang untuk terus-menerus memantau akun mereka.
Penurunan Kesehatan Mental
Menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan perasaan tidak puas dengan diri sendiri. Hal ini sering kali dipicu oleh perbandingan diri dengan orang lain yang tampak lebih sukses atau bahagia.
Isolasi Sosial
Ironisnya, meskipun media sosial dirancang untuk menghubungkan orang, mereka yang mabuk medsos sering kali merasa lebih kesepian dan terisolasi, karena interaksi digital menggantikan interaksi tatap muka yang lebih bermakna.
Dampak Negatif Mabuk Medsos
Fenomena ini memiliki dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan, antara lain:
Produktivitas.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu pekerjaan atau belajar, mengurangi fokus, dan menurunkan produktivitas secara keseluruhan. Pengalaman Bersama anak saya di masa covid 19 dimana belajar secara online ditetapkan.Â
Inilah awal bagaimana ia mengenal lebih jauh game online. Setiap habis belajar online, melalui HP yang sama ia lanjutkan game online sampai tiba saat Dimana ada pada tahap ujian akhir Tingkat SMU, ia tidak lagi konsentrasi belajar sampai tahap yang paling kritis adalah mendaftar ke perguruan tinggi saja tidak ada lagi minat.Â
Tidak punya teman, hanya dia ketawa keras saat bertarung dengan teman-teman saat bermain game online. Makan terlambat, tidur Tengah malam, ia benar-benar mabuk. Kesehatan fisik semakin merosot.Â
Ketergantungan pada media sosial dapat merusak hubungan dengan keluarga dan teman, karena interaksi langsung sering kali dikorbankan demi dunia maya.Â
Ketika dinasehati, diberikan saran atau masukan selalu menyambutnya secara negative, apa yang dilakukannya itu yang terbaik menurut penilaiannya.
Cara Mengatasi Mabuk Medsos
Untuk mengurangi dampak negatif mabuk medsos, beberapa langkah yang dapat diambil berdasarkan pengalaman pribadi:
Mengajak untuk berdoa secara keluarga.
Sangat dirasa, awal diajak untuk berdoa. Suatu momen yang dirasa mengurangi waktu bermain game. Namun melalui doa keluarga setiap malam ia secara berangsur-angsur berubah
Libatkan anak dalam kegiatan Rohani
Dalam perjalan waktu, bertumbuh sebagai seorang remaja, ia mulai keluar dari ikatannya sebagai pemabuk medsos dan melibatkan diri dalam training music di gereja.Â
Setiap waktu terlihat bahwa semakin cenderung menghabiskan waktu untuk bermain music dari pada game online. Sampai kini ia sudah lebih banyak fokus pada kuliah dan pelayanan music di gereja.
Menggunakan Media Sosial dengan Bijak.
Berlanjut pada kelanjutan anak saya, kini ia lebih memilih konten yang positif dan menginspirasi, serta yang ada kaitannya dengan materi kuliah dan permainan music untuk memantapkan skillnya. Ia juga lebih menyibukkan diri dengan berolahraga setiap hari. Waktu-waktu tidurpun telah diatur secara baik sehingga badannya yang kurus, sudah pulih Kembali.
Mabuk medsos adalah fenomena yang semakin umum di era digital ini. Meskipun media sosial menawarkan banyak manfaat, penggunaan yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental.
 Dengan kesadaran dan pengelolaan yang tepat, kita dapat menikmati manfaat media sosial tanpa terjebak dalam jebakan kecanduan. Mengutamakan keseimbangan antara dunia maya dan nyata adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H