Bahaya Kesehatan yang Mengintai di Balik Kebiasaan Makan Sambil Berbaring
Dalam beberapa hari belakang ini penulis menjalankan pelayanan kepada tetangga yang sedang terbaring di rumah. Menurut hasil diagnosa dokter setempat bahwa penyakit yang diderita sudah pada tahap yang memprihatinkan alias penyakit tumor ganas pada bagian perutnya yang telah menyebar ke seluruh tubuhnya  hingga terjadi pembengkakan pada kedua  kakinya.Â
Anjuran dokter bahwa satu-satu jalan adalah berdoa dan berpasrah diri sepenuhnya kepada Tuhan sang pemilik kehidupan. Dan memang secara fisik sangat lemah dan hanya berbaring di tempat tidur.Â
Hal ini menyebabkan aktivitas makan dan minum sangat tergantung pada kondisi tubuhnya. Setiap hari, untuk mengisi perutnya baik makanan dan minuman ia tetap berbaring dan disuguhi makanan dan minuman.
Makan adalah aktivitas yang umumnya dilakukan sambil duduk atau berdiri. Namun, ada sebagian orang termasuk orang sakit yang mungkin memilih untuk makan dalam keadaan berbaring.Â
Bagi orang sakit sangat wajar, tetapi ada orang-orang tertentu merasa nyaman jika berbaring sambil makan. Meskipun ini mungkin terasa nyaman, makan dalam posisi berbaring bisa memiliki risiko dan dampak negatif bagi kesehatan.Â
Artikel ini memberikan pencerahan bagi setiap kita baik orang sakit maupun sehat, sebaiknya menghindari praktek serupa yaitu makan dalam kondisi berbaring. Oleh sebab itu perlu kita mengetahui dampak negatifnya
Risiko Tersedak
Salah satu risiko paling jelas ketika makan dalam posisi berbaring adalah tersedak. Saat kita makan dalam posisi tegak, gravitasi membantu makanan untuk bergerak dengan lancar dari mulut ke lambung. Namun, dalam posisi berbaring, gravitasi tidak bekerja dengan cara yang sama, sehingga meningkatkan kemungkinan makanan atau cairan masuk ke saluran napas dan menyebabkan tersedak. Selalu merasa ada ganjalan pada leher saat menelan makan.
Masalah Pencernaan
Dari laman aldoc.com dapat dijelaskan bahwa, Sistem pencernaan manusia dimulai dari mulut. Saat digigit, dikunyah, dan dihaluskan di dalam mulut, makanan akan bercampur dengan air liur. Selanjutnya, makanan akan dipecah menjadi potongan yang lebih kecil oleh gigi sehingga menjadi lunak dan mudah ditelan.
Posisi berbaring dapat mempengaruhi cara kerja saluran pencernaan. Dalam posisi berbaring, aliran makanan ke lambung bisa melambat, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti refluks asam atau mulas
. Refluks asam terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar yang tidak nyaman. Hal ini lebih mungkin terjadi ketika seseorang berbaring karena posisi ini memudahkan asam lambung untuk naik.
Penyakit Gastroesophageal Reflux (GERD)
Bagi mereka yang menderita GERD, makan sambil berbaring dapat memperburuk gejala. GERD adalah kondisi di mana asam lambung sering naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi. Biasanya, gaya gravitasi dan katup antara lambung dan kerongkongan membantu mencegah hal ini terjadi. Namun, saat berbaring, mekanisme ini menjadi kurang efektif, meningkatkan risiko terjadinya refluks.
Peningkatan Berat Badan dan Obesitas
Makan sambil berbaring bisa juga berhubungan dengan kurangnya aktivitas fisik setelah makan. Ketika seseorang berbaring setelah makan, kalori yang dikonsumsi tidak terbakar secara seefektif dibandingkan dengan bergerak atau duduk tegak.Â
Praktek seperti ini menyebabkan penambahan berat badan seiring waktu, yang pada akhirnya bisa meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan terkait lainnya
Dampak Psikologis dan Kebiasaan Makan
Makan dalam posisi berbaring bisa juga mempengaruhi kebiasaan makan dan psikologis seseorang. Posisi berbaring cenderung membuat seseorang merasa lebih santai, yang bisa mengarah pada makan tanpa berpikir atau makan berlebihan.Â
Kurangnya perhatian terhadap makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan pola makan yang tidak sehat.dari laman Merdeka.com memberikan posisi duduk yang paling tepat adalah dengan bersila di lantai.Â
Posisi duduk bersila ini membuat tubuh duduk dalam posisi tegak ketika makan. Bersila di lantai ini juga berdampak baik bagi kesehatan pinggang dan lutut. Hal ini juga tentu saja berdampak sangat baik untuk kesehatan pencernaan
Oleh sebab itu tampaknya nyaman, tetapi makan dalam keadaan berbaring memiliki berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.Â
Dari risiko tersedak hingga masalah pencernaan seperti refluks asam, ada banyak alasan untuk kita menghindari kebiasaan ini.Â
Posisi  yang terbaik saat kita makan adalah dalam posisi duduk tegak untuk memastikan pencernaan yang baik dan mengurangi risiko komplikasi. Selalu perhatikan postur tubuh saat makan untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H