Morea di Desa Waai, Ambon: Keajaiban Alam yang Menarik Wisatawan

Pemandu memanggil morea keluar dari lubang batu. Sumber gambar: Ferry Xavi Solarbasain

 Penulis pernah punya pengalaman berwisata di lokasi tersebut. Pemandu biasanya memandu morea yang sedang beristirahat dibalik/lubang batu karang dan tidak muncul dipermukaan. 

Setelah pemandu memecahkan sebutir telur ayam dengan suara panggilan dari pemadu, tiba-tiba morea yang besar itu akan keluar dan melahap habis telur-telur ayam itu dan kita sebagai pengunjung bisa memegang morea yang besar itu dan mengangkat dengan tangan kita. Bagi pengunjung yang tidak biasa pasti momen ini sangat menakutkan karena moreanya cukup besar

Selain menyaksikan morea, wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam sekitar Desa Waai. Perairan yang bersih dan pemandangan hijau yang asri memberikan suasana yang menenangkan dan memanjakan mata. Suasana dilokasi wisata cukup tenang jauh dari keramaian Masyarakat atau maraknya transportasi di jalan raya.

 Konservasi dan Pelestarian

Kesadaran akan pentingnya menjaga keberlangsungan hidup morea membuat masyarakat Desa Waai sangat menjaga kelestarian lingkungan mereka. Mereka memahami bahwa morea bukan hanya bagian dari warisan budaya, tetapi juga memiliki nilai ekologis yang penting. 

Berbagai upaya konservasi dilakukan, seperti menjaga kebersihan sungai dan mata air serta memastikan morea tidak terganggu oleh aktivitas manusia yang merusak.

Potensi Pariwisata Berkelanjutan

Keberadaan morea di Desa Waai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata yang berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, pariwisata ini tidak hanya akan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, tetapi juga akan membantu dalam usaha konservasi lingkungan. 

Program-program edukasi tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana bisa menjadi bagian dari paket wisata yang ditawarkan.

Wisata morea sudah dijadikan tempat yang ramai dikunjungi, seperti akhir tahun Pelajaran dan menjelang perpisahan, anak-anak sekolah diajar oleh para guru untuk berwisata pada beberapa tempat yang mana perjalanannya menuju satu arah yaitu, ke tempat mandi air panas, Hatukau Tulehu dilanjutkan ke rumah pohon atau menuju ke tempat  wisata morea tersebut.