Â
Bagaikan Keindahan Pelangi Setelah Hujan
Seperti Pelangi sehabis hujan
Itulah janji setia-Mu Tuhan
Dibalik duka ku  sedang menanti
Harta yang tak ternilai dan abadi
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir 2019 telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor pendidikan.
 Salah satu perubahan signifikan adalah peralihan dari pembelajaran tatap muka ke kuliah online. Meskipun langkah ini diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan mahasiswa dan dosen, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kuliah online menghadirkan berbagai tantangan.
Akses dan Infrastruktur Teknologi
Tidak semua mahasiswa memiliki akses yang memadai terhadap perangkat dan koneksi internet yang stabil. Banyak mahasiswa yang tinggal di daerah -daerah baik di kota maupun daerah terpencil menghadapi kesulitan besar dalam mengikuti perkuliahan online. Keterbatasan jaringan internet merupakan kendala utama setiap mahasiswa.
 Di tempat saya di Ambon pada waktu itu hanya tetangga yang memiliki indihome dan sangat terbatas.  Banyak mahasiswa dan juga siswa -siswi harus berkumpul memenuhi rumah tetangga termasuk putri saya yang kuliah di UPH yang sangat membutuhkan  akses internet untuk kuliah secara online. Â
Seperti  pada perguruan tinggi lainnya, perkuliahan di UPH juga tetap konsisten dengan semua peraturan akademiknya dimana setiap mahasiswanya pun harus mengejar dan mengikuti semua persyaratan seperti meng-upload tugas-tugas, belum lagi kerja kelompok diskusi melalui zoom meeting dan semuanya tergantung dari kuota internet setiap hari.
Perbedaan Waktu Â
Indonesia terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu waktu Indonesia Timur, Indonesia Tengah dan Indonesia Barat. Kampus tempat putri saya kuliah di Tangerang Banten wilayah Indonesia Barat. Perbedaan waktu 2 jam. Kendalanya adalah jam-jam perkuliahan disesuaikan dengan Indonesia bagian barat.
 Putri saya harus tetap ada di rumah tetangga pemilik Indihome untuk kuliah walaupun kadang  sudah larut malam. Mengapa? Ada banyak tugas kuliah yang harus dituntaskan dan dikirim sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Itulah perjuangan awal putri saya mengikuti perkuliahan. semakin banyak tugas kuliah sampai kadang melewatkan waktu akan siang.
Saat keberangkatan ke kampus UPH
Atas instruksi dari pihak kampus, mereka harus berangkat menuju kampus. Ada rasa kuatir melepaskan putri saya pergi. Mengapa? sebab waktu itu masalah covid- 19 belum dinyatakan bebas di Indonesia.Â
Belum lagi memikirkan apa yang akan terjadi jika harus beradaptasi dengan semua  teman-teman di asrama, lingkungan kampus dan berbagai kegiatan akademik yang cukup padat yang harus diikuti sebagai mahasiswa.Â
Mengatasi semua kekuatiran, setiap hari kami terus berdoa melalui video call untuk memotivasi dan mohon Tuhan terus menuntun hidupnya.
 Semua Terobati menyaksikan acara Wisuda di UPH
Rasa Syukur yang tak terhingga di lubuk hati saya kepada Tuhan yang penuh kuasa, saya dapat menghadiri acara wisuda yang begitu meriah.Â
Selaku  orang tua bangga melihat putriku dipanggil Namanya dengan prestasi cumlaude. Mengingat kembali sebuah perjuangan yang pantang menyerah menghadapi suka  dan duka.Â
Tidak ada sukacita lain jika orang tua melihat anaknya selesai studi.  Masa  pandemi  covid- 19 bagaikan kabut yang tebal telah dilewati seperti  Pelangi yang indah sehabis hujan.
Diruang wisuda UPH sambil menyaksikan momen bersejarah itu, teringat lagi sebuah lirik lagu klasik:
Seperti Pelangi sehabis hujan
Itulah janji setia-Mu Tuhan
Dibalik duka ku  sedang menanti
Harta yang tak ternilai dan abadi
Tantangan kuliah online di masa pandemi civid-19-19 adalah fakta dan sebuah kenangan. Bagaikan kabut tebal yang merintangi setiap langkah. Tetapi dengan iman kami lewati semua sekan melihat Pelangi indah yang menghiasi alam raya sehabis hujan lebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H