Menaklukkan Godaan Kemewahan: Tantangan dan Strategi Efektif
Pada hari Rabu, 15 Mei pagi-pagi benar, ketika bangun dan nyalakan HP ternyata tidak bisa menyala alias mati total. HP merek Vivo yang telah berusia lebih dari 3 tahun menyimpan banyak data penting seperti m-banking, grup-grup WA bahkan nomor-nomor penting yang harus dikontak setiap saat.
Pagi yang cukup membingungkan, belum lagi sedang menginap di sebuah gedung apartemen pada lantai ke-19. Bagaimana solusinya untuk menemukan nomor kontak pagi itu.
Dengan upaya tak putus asa berhasil mendapat nomor kontak seorang teman. Setelah mengetahui permasalahan saya, ia menyarankan untuk ke tempat servis.Â
Ternyata tempat servis HP di lantai dasar sebuah Mall yang berdekatan dekat tempat saya menginap di daerah Tangerang.
Setelah tiba di mall saya menyerahkan HP untuk diservis. Menurut tukang servis, kerusakan HP cukup merepotkan dan membingungkan. Tetapi dengan sabar saya menunggu upaya menemukan solusi.
Saat duduk dan melihat sekeliling banyak mereka HP berjejeran sepanjang Lorong. Bahkan para pedagang tidak berhenti menawarkan HP baru dengan harapan saya bisa mengganti HP lama yang rusak dengan yang baru.
Kemewahan sering kali identik dengan godaan dan keinginan yang berlebihan. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan pameran kemewahan, menahan nafsu menjadi tantangan tersendiri.Â
Mengendalikan nafsu, terutama dalam konteks kemewahan, memerlukan keteguhan hati, kesadaran diri, dan strategi yang tepat. Namun saat itu saya mencoba menahan diri untuk banyak bertanya menawarkan HP baru yang sedang dipromosikan.
Pahami Nilai Diri
Langkah pertama untuk menahan diri adalah memahami nilai diri yang sesungguhnya.
Kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak hanya datang dari kepemilikan barang mewah, tetapi juga dari hubungan yang baik, kesehatan, dan pencapaian pribadi.
Mengenali apa yang benar-benar penting dalam hidup dapat membantu mengurangi keinginan untuk memenuhi keinginan dengan kemewahan.
Tetapkan Tujuan yang Jelas
Menetapkan tujuan hidup yang jelas dan bermakna dapat menjadi pemandu dalam menghadapi godaan kemewahan.
Dengan memiliki visi dan misi yang kuat, seseorang bisa lebih fokus pada hal-hal yang penting dan tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang hanya memberikan kesenangan sesaat.
Tujuan saya ke Jakarta bukan untuk mengejar barang mewah, tetapi hanya menghadiri acara wisuda anak saya di UPH dan bagaimana membawanya pulang ke Ambon.
Buat Anggaran dan Patuhi
Salah satu cara praktis untuk mengendalikan nafsu terhadap kemewahan adalah dengan membuat anggaran keuangan yang ketat.
Mengalokasikan dana untuk kebutuhan primer, tabungan, dan investasi, serta membatasi pengeluaran untuk barang-barang mewah dapat membantu seseorang tetap pada jalur keuangan yang sehat dan tidak boros.
Refleksi Diri dan Evaluasi
Saat menanti HP diservis, saya duduk merenung secara perlahan. Bahwa HP yang murah/lama dan HP baru dengan harga mahal fungsinya sama adalah untuk berkomunikasi.Â
Jika saya beli HP baru dengan harga mahal, apakah meningkatkan status sosial saya? Apakah mendapatkan pengakuan, atau kepuasan pribadi?
Melalui perenungan yang panjang saya memutuskan untuk berpadanan dengan apa yang ada, yaitu tetap memfungsikan HP lama yang diservis adalah langkah bijaksana daripada memaksakan diri memiliki barang mewah yang melampaui kemampuan keuangan.
Kurangi Paparan Terhadap Kemewahan
Memiliki barang mewah juga perlu teliti sebelum membeli. Pengalaman sementara ditempat servis yang sama, muncullah sepasang suami istri yang ingin mengganti HP yang lama yang pemakaian baru beberapa bulan namun sudah tidak berfungsi secara maksimal.Â
Dalam percakapan pemilik HP bersama tukang servis bahwa awalnya ia membeli HP tersebut diatas 10 juta, namun oleh karena mengalami Gangguan, maka dijual dibawa 4 juta.
Investasi pada Pengalaman, Bukan Barang
Menurut pandangan saya adalah bahwa membelanjakan uang untuk barang mewah itu baik. Tetapi seandainya menginvestasikan uang tersebut pada pengalaman atau belajar hal-hal baru, seperti perjalanan, atau kegiatan sosial dapat memberikan kebahagiaan yang lebih tahan lama dan mendalam dibandingkan dengan kepemilikan barang mewah.
HP yang diservis sekalipun telah ketinggalan, namun lebih berguna dipakai untuk mengakses artikel Kompasiana serta membangun hubungan antar sesame daripada barang mahal yang tidak berfungsi secara maksimal.
Dengan demikian, menahan diri di tengah kemewahan adalah sebuah tantangan yang memerlukan kesadaran, pengendalian diri, dan strategi yang tepat.Â
Dengan memahami nilai diri, menetapkan tujuan yang jelas, melatih pengendalian diri, membuat anggaran, refleksi diri dan berfokus pada pengalaman, seseorang dapat lebih mudah mengendalikan keinginan terhadap kemewahan dan menjalani hidup yang lebih bermakna dan memuaskan.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H