Suara Pendidikan: Menggali Potensi Radio dalam Menjangkau Masyarakat?
"Di momen Hari Pendidikan Nasional, radio tak terlupakan"
Pertanyaannya, pada jaman tahun 80 an dari mana sebuah berita disampaikan? Bagaimana sebuah berita duka dengar oleh keluarga yang berduka, bagaimana kita dapat mengikuti Senam Pagi Indonesia (SPI)? Semuanya tertuju kepada satu jawaban adalah melalui siaran radio.Â
Tentu berbeda. Pada era 70-an teristimewa  mereka yang berada di pedalaman, tanpa aliran Listrik, tanpa kendaraan. Teringat saat itu sebagai siswa Sekolah Dasar yang belajar Senam Pagi harus berkumpul dihalaman sekolah dan guru yang punya radio memperdengarkan musik senam pagi Indonesia secara langsung disiaran oleh RRI Ambon. Kadang cuaca buruk menyebabkan gangguan siaran dan terdengar sama-samar.  Â
Apakah radio semakin punah?
Radio memang tidak  memenuhi kebutuhan akan visual, namun radio tetap menjadi media yang tsk lengkang oleh zaman. Alat komunikasi ini menjadi  salah satu media yang bisa dinikmati sembari beraktivitas.Â
Dalam era digital yang semakin maju, radio tetap menjadi salah satu medium komunikasi yang tidak tergantikan. Namun, perannya tidak hanya terbatas pada hiburan dan berita. Radio memiliki peran yang penting sebagai sarana pendidikan yang efektif dan merakyat. Benarkan demikian?
Radio Tetap Menjangkau Semua Lapisan Masyarakat
Hasil temuan Nielsen juga menunjukkan hingga kuartal ketiga 2016 terlihat bahwa 57% dari total pendengar radio berasal dari Generasi Z dan Milenial.Â
Banyaknya pendengar dari dua kalangan ini memberikan harapan besar bagi radio di Indonesia. Pasalnya, kedua kelompok usia ini disebut sebagai masa depan yang akan membuat radio tetap eksis.