Pembangunan infrastrutur ini sudah dibangun sejak tahun 2022 dan sudah diuji coba pada akhir Desembar 2022 namun harapan itu menjadi sirna dan tidak ada lagi tanda-tanda jaringan internet yang stabil. Sejak dibangun hingga saat ini internet belum diaktifkan sama sekali. Â
Melihat kondisi seperti ini masyarakt kembali bertanya? Apakah pemasangan infrastruktur internet ini sesuatu yang serius demi  kemajuan pembangunan dusun dan desa-desa terpencil  di Maluku ataukah sekedar  sebuah sandiwara semata  guna menyukakan hati rakyat desa terpencil?
Pada umumnya untuk mendapat jaringan internet atau singal telpon, Masyarakat sering hari naik ke atas pepohanan, atau mendaki  gunung kerbau  yang berjarak beberapa kilo meter  dari  dusun Poliwu untuk memperoleh sinyal hanya mengirim pesan SMS, WA atau bertelepon dengan keluarga diluar pulau.
Dampak minimnya akses internet
Dengan minimnya akses internet, mahasiswa  di STTB Ambon di Maluku Barat daya seiring mengalami kendala saat registrasi kuliah, mengirim tugas-tugas kuliah kepada dosen pengajar.Â
 Mengamati kondisi seperti ini tentunya menjadi tantangan besar bagi mahasiswa. Mereka harus berkomitmen untuk memacu diri dan tidak menjadikan kendala internet sebagai penghalang untuk mereka terus persiapkan diri agar bersaing dengan perguruan tinggi lainnya dalam hal akses informasi dan pengetahuan.
Harapan untuk masa depan
Para mahasiswa di STTB Ambon berharap pemerintah dapat memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.
 Mereka berharap pemerintah yang telah membangun infrastruktur internet di dusun Poliwu dan desa-desa lainnya di Pulau Moa Maluku Barat Daya agar dapat diaktifkan.Â