Mengatasi Bak Mandi yang Bocor: Pengalaman dan Solusi Efektif
Mengatasi sebuah masalah memang sangat merisaukan apalgi bukan pada bidang keahliannya kita. Sedikit pengalaman mengatasi bak mandi yang bocor menjadi tantangan sendiri bagi saya. Memang demikian karena saya bukan seorang ahli bangunan. Namun situasi dan kondisi bisa menciptakan pengalaman baru asal kita optimis dan mau belajar mencoba sesuatu yang baru.Â
Sudah sekitar enam bulan sejak saya membuat bak mandi di kamar mandi rumah saya. Tujuannya sederhana, yaitu agar dapat menampung lebih banyak air daripada menggunakan drum yang memiliki kapasitas terbatas.
Ini menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan air mandi bagi tiga penghuni rumah, yang semakin sulit dipenuhi dengan kapasitas air drum yang terbatas.
Awalnya, segalanya berjalan lancar dan bak mandi tidak menunjukkan tanda-tanda kebocoran. Kondisi ini memungkinkan penggunaan air mandi dapat mencapai 4-5 hari, membuatnya efisien dan nyaman.Â
Namun, situasi ini berubah secara drastis pada awal bulan Januari 2024. Dalambeberapa hari  berturut-turut, air dalam bak mandi berkurang dalam hitungan jam dan terus berulang. Hal ini mendatangkan kepanikan, apalagi air sangat dibutuhkan disaat hari raya.
Dugaan awal saya adalah mungkin anak saya yang mandi dan menghabiskan air secara boros, sehingga menyebabkan bak mandi cepat kosong. Pada lazimnya kamar mandi agak lambat.
Namun, pada pagi hari Selasa, 2 Januari 2024, setelah saya mengisi bak mandi sampai penuh, air kembali berkurang dalam waktu yang singkat. Saya memeriksa penutup bak mandi, namun tidak ada tanda-tanda kebocoran yang jelas.Â
langkah pertama saya mencari  informasi di Google, saya menemukan berbagai cara dan bahan untuk mencegah kebocoran bak mandi. Sore itu, meskipun awan gelap menutupi kota Ambon, semangat saya tidak terbendung. Saya pergi ke toko bangunan dengan berbagai merek bahan yang sudah saya screenshot sebelumnya.
Namun, di toko Benua di belakang Amplaz kota Ambon,keinginan tidak berjalan sesuai yang saya harapkan. Meskipun saya yakin dengan pilihan bahan yang sudah saya persiapkan, penjual tidak segera memberikan bahan tersebut.Â
Dengan sedikit kesal, saya mendengarkan  penjual menceritakan pengalamannya yang menghadapi masalah serupa dan akhirnya menerima saran untuk menggunakan semen sebagai solusi.
Saya membeli 2 kg semen sesuai anjuran penjual, dan ironisnya, mendapatkannya secara gratis. Meskipun awalnya terpaksa menerima tawaran tersebut, ternyata itu menjadi keputusan yang tepat. Saya kembali pulang ke rumah dengan dan mempraktekannya.
Langkah pertama yang saya lakukan adalah menyisakan air dalam bak mandi sekitar 20 cm. Kemudian, saya mencampurkan 2 kg semen dengan air dalam bak mandi dan mengaduknya hingga merata.
Campuran tersebut dibiarkan selama sekitar 30 menit, kemudian diaduk kembali dengan sapu lidi. Tujuannya adalah agar air campuran semen dapat meresap ke dalam nat keramik bak mandi.
Proses ini saya lakukan berulang-ulang, bahkan saya biarkan semalaman. Hasilnya, setelah saya menguras dan mengisi air kembali hingga penuh, air dalam bak mandi dapat bertahan. Ini menandakan bahwa kebocoran melalui nat keramik telah berhasil diatasi.
Terima kasih kepada penjual di toko Benua yang telah berbagi pengalaman dan solusi efektif. Pengalaman ini saya bagikan sebagai bentuk berbagi pengetahuan, dan mungkin sahabat kompasioner juga memiliki pengalaman atau solusi lain yang dapat bermanfaat bagi pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H