Cincin pada jari manis kedua mempelai juga turut memperkuat ikatan pernikahan ini. Cincin yang tidak berujung dan berpangkal menujukkan kasih yang tidak akan berhenti dan tidak akan luntur. Demikianlah cinta anatara Joo dan Essy, tidak akan berkarat dan tidk akan luntur.  Upacara sakramen Perjamuan kudus diberikan kedpada kedua mempelai untuk mengingatkan Kembali batapa besar pengorbanan Tuhan Yesus dalam kehidupan mereka.
Setelah upacara pernikahan di gereja, acara berlanjut ke pencatatan sipil. Meski datang terlambat, kehangatan tetap menyelimuti momen tersebut.Â
Ada momen foto Bersama, yang banyak kali terlihat kedua mempelai merasa canggung, merasa malu bergandengan satu sama lain. Maklum panganten baru.
 Di tengah kebahagiaan dan kemeriahan, terasa lapar mulai menyergap peserta ibadah. Pencatatan sipil pun dilakukan dengan penuh sukacita, diakhiri dengan ramah tamah makan bersama.Â
Dan mengakhiri  momen ini dengan Kembali ke rumah keluarga mempelai laki-laki. Didalam kesederhanaan, terasa keakraban dan kekeluaragaan yang dirasa sulit dipisahkan oleh situasi apapun.
Ketika ditanya mengapa mereka memutuskan untuk menikah, Pak Joo dan Ibu Essy mengungkapkan bahwa untuk melayani pekerjaan Tuhan, mereka membutuhkan kekompakan suami istri yang kuat. Melalui pernikahan beban dan tanggung jawab sebagai hamba Tuhan bisa dapat berjalan dengan lancar saat melayani anggota jemaat yang dipercayaan.
 Mereka siap saling menopang satu sama lain dalam menghadapi beban dan tugas pelayanan yang mungkin terasa berat.
Dengan begitu, pada tanggal 22 Desember 2023, sebuah pernikahan tidak hanya menjadi akhir dari kisah cinta mereka, tetapi juga awal dari perjalanan baru yang penuh harapan dan komitmen
 Kisah ini membuktikan bahwa cinta yang tak dapat dipendam mampu mengatasi segala rintangan dan membawa sinar kebahagiaan dalam kehidupan yang telah mereka pilih untuk dijalani bersama.