Tips Terbaru: Menangkal Berita Hoaks di Era Digital
Di era digital, banyak berita yang dapat diterima setiap detik. Namun sangat disayangkan tidak semua berita adalah sebuah fakta yang dapat dipercaya keakuratannya. Masyarakat pembaca berita harus waspada, karena berita hoaks tersebar luas melalui media digital untuk mempengaruhi persepsi masyarakat tentang sebuah kebenaran. Â
Sebagai seorang announcer dalam pelayanan media  radio, turut bertanggungjawab atas semua berita yang disampaikan kepada Masyarakat.Â
Dalam pemberitaan itu akan berdampak baik atau buruk kepada semua pendengar radio. Menyadari betapa hebatnya pengaruh media eletronik dan online di jaman ini maka, edukasi terhadap Masyarakat itu sangat dibutuhkan.
Seorang penyiar tentu tidak bisa berdiam diri dalam menyikapi perkembangan di era digital seperti jaman sekarang ini. Ketika penulis  membaca di lama resmi kompasiana mengangkat tentang bagaimana mengenal kenetralan media di tahun pemilu.Â
Hal ini memang suatu isu  sangat memprihatinkan sebab tentu saja semua berita hoaks akan menggiring opini yang berdampak buruk bagi kenetralan dan kualitas  pemilu 2024.
Menyadari hal tersebut, di Ambon, 7-8 Oktober 2022 penulis menjadi peserta Training Fakta untuk Radio diselenggarakan atas Kerjasama Aliansi Jurnalis Independen Kota Ambon.Â
Melalui  Training selama dua hari di hotel Amaris Ambon, kami diberikan Sertifikat oleh penyelenggara training.
Bahwa Berita hoaks atau disinformasi menjadi tantangan besar di era digital saat ini. Untuk melawan penyebaran berita hoaks, penting bagi kita sebagai masyarakat pengguna media online untuk memahami dan menerapkan beberapa tips berikut:
1. Verifikasi Sumber Informasi:
 Melalui laman dewanpers.or.id/berita/detail, bahwa Berita bohong telah dipakai untuk menggosok emosi, sentimen politik atau agama, yang lalu diterima tanpa kritik sebagai sebuah kebenaran oleh sekelompok orang.Â
Sebelum membagikan atau mempercayai suatu informasi, pastikan untuk memverifikasi sumbernya. Cek apakah sumber tersebut terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. jika tidak diverifikasi akan berdampak buruk bagi masyarakat.
2. Periksa Fakta (Fact-Checking)
 Manfaatkan situs fact-checking yang dapat memban tu memeriksa kebenaran suatu berita. Beberapa organisasi terkemuka menyediakan layanan ini untuk membantu memastikan informasi yang disampaikan adalah faktual.Â
Situs-situs untuk cek fakta seperti stophoaks.id, chatbot verifikasi informasi resmi oleh kementrian Komunikasi dan Informasi (Komenkominfo) -Republika Â
3. Perhatikan Gaya Penulisan
Berita hoaks seringkali memiliki gaya penulisan yang mencolok atau sensational atau provokatif. Seperti menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya biasanya diambil dari berita-berita resmi, hanya saja diubah untuk menimbulkan persepsi sesuai dengan keinginan pemberi hoaks.Â
Waspadai judul berita yang terlalu provokatif dan pastikan untuk membaca seluruh artikel sebelum mengambil kesimpulan.
4. Cek Tanggal Publikasi
 Pastikan untuk melihat tanggal publikasi berita. Menurut penulis, tanggal publikasi berita penting karena akan berdampak  besar. Beberapa berita hoaks dapat diubah tanggalnya untuk membuatnya terlihat lebih aktual.
Informasi yang sudah lama mungkin tidak lagi relevan, tetapi setelah dipublikasikan menjadi bahan konsumsi Masyarakat yang dianggap info terkini.
5. Bandingkan dengan Sumber Lain
 Jika suatu berita terdengar mencurigakan, bandingkan dengan sumber-sumber lain. Jika hanya satu sumber yang melaporkan informasi tersebut, pertimbangkan untuk menunggu konfirmasi dari sumber lain sebelum mempercayainya.Â
Berita yang benar tentu dapat terlihat ditayangkan melalui berbagai macam media. Jika tidak sudah pasti menjadi berita hoaks oleh pihak-pihak tertentu yang ingin memprovokasi Masyarakat demi kepentingan tertentu.
Tingkatkan pemahaman tentang literasi media. Pelajari bagaimana menyaring informasi, mengidentifikasi bias, dan memahami cara kerja algoritma media sosial untuk meminimalkan risiko menerima dan menyebarkan berita hoaks.Â
Hal yang sama dilaman pid.kepri.polri.go.id, bahwa literasi adalah kemampuan individu dalam membaca dan menulis lalu mengolahnya menjadi satu informasi.Â
Dalam hal ini pada umumnya setiap pembaca berita hanya sepenggal-penggal saja menyebabkan tidak mendapatkan keutuhan dari berita dan akhirnya menyebakan persepsi yang salah dari inti berita aslinya.
7. Hati-hati dengan Gambar dan Video
Foto dan video dapat dimanipulasi dengan mudah. Saat menerima informasi visual, cari tahu lebih lanjut tentang asal usulnya. Reverse image search dapat membantu mengidentifikasi apakah gambar tersebut pernah digunakan sebelumnya dalam konteks yang berbeda.Â
Banyak fakta yang dijumpai dilapangan adalah gambar/foto diedit sedemikian rapinya dan sangat meyakinkan. Â Bagi Masyarakat awam, tidak semua paham hal ini. Apa yang dapat dilihat dengan mata diyakini sebuah kebenaran.
8. Beri Ruang untuk Keraguan
 Jika suatu berita terdengar terlalu luar biasa atau sulit dipercaya, beri diri Anda ruang untuk meragukan kebenarannya. Jangan terburu-buru menyebarkan informasi tanpa pertimbangan matang.
 Dengan terdengarnya berita yang viral, ruang keraguan membuat pembaca/pendengar tidak termakan  oleh pembohongan publik dari  orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat berperan aktif dalam melawan penyebaran berita hoaks di dunia maya. Keberanian untuk bertanya, kritis terhadap informasi, dan edukasi terus-menerus adalah kunci untuk menjaga integritas informasi dalam lingkungan digital.