Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Dari Bioskop Tua Menjadi Gereja: Transformasi Kartika Beta di Ambon

12 Desember 2023   11:04 Diperbarui: 12 Desember 2023   11:48 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak tangga menuju ke balkon Bioskop Kartika Beta (Dokpri)

Dari Bioskop Tua Menjadi  Gereja: Transformasi Kartika Beta di Ambon

Masa kejayaan Bioskop Kartika Beta telah berakhir, gedung tua,  tinggi megah hanya menjadi sebuah kenangan. Kini telah diubah menjadi tempat beribdah mereka yang mencari Tuhan.

Dari Gedung Bioskop Kartika Beta yang dulu ramai di Ambon, kini berubah menjadi Gereja, menggambarkan perubahan yang signifikan. 

Pada masa kejayaannya, gedung tersebut menjadi tempat populer bagi masyarakat Ambon yang ingin menikmati film dan hiburan. Catatan sejarah dalam lamam Maluku Post.com, ditemukan sedikit catatan dari Rudi Fofid –bahwa kejayaan bioskop ini terjadi sekitar tahun 1970-1980-an di Ambon. 

Dengan  tidak lagi menjadi pusat hiburan yang ramai, gedung bioskop Kartika Beta yang berdiri kokoh di pusat kota Ambon, dijaga oleh satu keluarga yang bersebelahan dengan Gedung ini hingga tahun 1995.

Dengan panjang 50 meter dan lebar 20 meter, gedung ini menjadi bagian integral dari keindahan kota Ambon pada waktu itu , dengan struktur bangunan yang kuat dan unik. dengan kekuatan struktur bangunannya, sulit untuk hancur saat gempa bumi melanda.

Perjalanan sampai  November 1995, gedung yang tidak lagi berfungsi ini diubah menjadi tempat ibadah atau gereja. 

Dengan izin dari pemiliknya, gereja tempat umat beribadah ini telah menginspirasi mereka yang mencari kedamaian spiritual. Gedung yang dulunya penuh dengan gelak tawa dan kisah layar lebar, kini menjadi tempat suci bagi jemaat yang mau mencari Tuhan.

Gedung bioskop yang bagian atapnya yang berbentuk bujur sangkar, sangat indah dipandang dari luar. Apalagi  masuk kedalam Gedung , bentuk ruangan melengkung seakan kita berada di dalam sebuah pesawat tebang.

Tetapi apa boleh dikata, keindahan tersebut terhapus ketika gedung bioskop ini mengalami kebakaran pada 9 November 2000. Meskipun bagian depan dan belakang gedung kini masih berdiri kokoh.  

Bagian tengahnya mengalami  renovasi sederhana, menyebabkan keindahan yang dulu tidak dikembalikan hanya menjadi kenangan.

Tampak bagian tengah  dari  Gedung setelah renovasi akibat kebakaran tahun 200- (Dokpri)
Tampak bagian tengah  dari  Gedung setelah renovasi akibat kebakaran tahun 200- (Dokpri)

Sebagai tempat ibadah, gedung ini mampu menampung sekitar 800-850 jemaat dengan adanya balkon pada bagian atasnya. 

Anak tangga menuju ke balkon Bioskop Kartika Beta (Dokpri)
Anak tangga menuju ke balkon Bioskop Kartika Beta (Dokpri)

Seiring berjalannya waktu, jemaat terus berkembang, dan tempat ibadah permanen lainnya dibangun sesuai dengan lokasi jemaat berdomisili.

Gedung yang luas ini menjadi pusat kegiatan gereja, digunakan untuk ibadah rutin, kebaktian kebangunan rohani, perayaan Natal, dan seminar-seminar rohani yang lebih besar. 

Terhitung selama 28 tahun, gedung ini telah menjadi tempat ibadah yang tetap, memberikan makna baru sebagai pusat pembinaan iman orang percaya.

Pada akhirnya,  meskipun tidak lagi dipenuhi riuh rendah tawa penonton, gedung Kartika Beta kini mengalir dengan kehadiran ketenangan, sukacita  karena anugerah Tuhan Tuhan yang menyerta umat-Nya. 

Transformasi dari bioskop tua menjadi gereja memberikan makna baru bagi bangunan ini. Keberadaan Gedung bioskop Kartika Beta tidak hanya menjadi sebuah Sejarah tetapi juga rumah spiritual bagi mereka yang mencari Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun