Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misi Tulus Berujung Pahit: Kiat Bijak dalam Meminjamkan Kartu Keluarga

5 Desember 2023   14:18 Diperbarui: 5 Desember 2023   14:25 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Misi Tulus Berujung Pahit: Kiat Bijak dalam Meminjamkan Kartu Keluargahttps://www.pexels.com/photo/a-man-in-gray-long-sleeves-covering-his-face-753477

1.           Batas Keterlibatan Finansial: Sebelum meminjamkan kartu keluarga, penting untuk menetapkan batas jelas terkait jumlah pinjaman dan tanggung jawab pembayaran.

2.           Komunikasi Terbuka:  Berkomunikasi secara terbuka tentang persyaratan dan konsekuensi jika terjadi keterlambatan pembayaran, agar semua pihak memahami risiko yang mungkin terjadi.

3.           Pendidikan Finansial: Penting bagi setiap pihak yang terlibat dalam transaksi kredit untuk memiliki pemahaman yang memadai tentang manajemen keuangan dan tanggung jawab finansial.

4.           Kontrak Tertulis: Menyusun kontrak tertulis yang mencantumkan perjanjian dan persyaratan pembayaran dapat membantu menghindari kesalahpahaman  yang dapat terjadi di masa depan.

5.           Pilihan Alternatif: Sebelum memutuskan meminjamkan kartu keluarga, pertimbangkan secara matang melalui alternatif yang mungkin lebih aman dan minim risiko.

Jika tidak dipertimbangkan secara matang, hubungan dan keakraban kekeluargaan akan hancur akibat masalah kredit yang macet.

Penutup: Pengalaman kelam meminjamkan kartu keluarga menjadi cambuk bagi kita semua untuk lebih bijak dalam berurusan dengan kredit. 

Terlibat dalam transaksi keuangan memerlukan ketelitian, komunikasi yang baik, dan kesadaran akan tanggung jawab bersama. Dengan belajar dari pengalaman ini, kita dapat mencegah terulangnya kasus serupa dan membangun keuangan yang lebih sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun