Perjalanan 32 Hari Menjadi Kompasioner: Berawal dari Ketidakpahaman Menjadi Keberanian"
Kesuksesan dan keberhasilan seseorang tidak terjadi secara instan . Semua diawali dengan langkah awal. Bagaikan seorang bayi belajar berdiri terus jatuh berulang-ulang, sakit dan takut menghantuinya setiap langkahnya, tetapi itulah awal sebuah kehidupan. Menjadi kompasioner handal tidak semudah membalikkan telapak tangan. Langkah pertama penuh keraguan namun akan diubah menjadi sebuah kesuksesan yang besar.
Pada suatu pagi yang cerah, di depan layar HP, sambil memandang satu persatu notifikasi pesan terlihatlah status facebook seorang teman. Ia seorang penulis, sekaligus editor pada sebuah penerbitan buku namanya Billy. Terkejut saya lihat penampilan platformnya telah berubah secara drastis, tidak seperti biasanya. Menarik! dibawah artikel itu bertuliskan “kompasiana.com”.
Saya klik dan baca artikel itu dan ingin memberikan komentar. Sayang sekali! Yang saya temui adalah : Anda tidak bisa memberikan komentar harus login! Kira-kira intinya seperti itu. Artikel macam apaan ya? Hanya sekedar komentar saja ko, harus login? Saya tidak paham apa maksudnya.
Apakah Billy bukan lagi seorang editor dan penulis buku yang handal, tetapi telah berganti profesi sebagai penulis di koran?tanya ku sendiri. Seperti di kota Ambon, di pagi yang indah tiap hari melewati jalan-jalan raya, emperan-emperan toko dan pasar-pasar tradisional terdengar suara teriakan: Amex (Ambon Ekspres)! Kabar Tmur, Suara Maluku! dan beberapa koran luar lainnya seperti Jawa POS dan lain-lain.
Dengan rasa antusias dan kebingungan yang bercampur aduk. Maka dengan spontan mengirimkan pesan singkat ke teman Billy hanya sekedar iseng saja. Bagaimana cara mendaftar di kompasiana itu!
Beberapa saat kemudian Billy meresponi dan mau membimbing secara kilat via video call. Saat itu di malam hari pada tanggal, 26 Oktober 2023. Malam yang tak terlupakan. Saya bagaikan orang buta, sampai tahap penulisan artikel pertama yang diberikan waktu menulis yang singkat oleh Billy sebagai pembimbing.
Melewati artikel pertama, rasa ragu belum pudar di hati. Kecenderungan serta keraguan menuangkan ide terus melekat di hati. Tapi, di balik kebingungan itu, terbersit keinginan untuk mencoba hal baru.
Dengan langkah hati-hati, saya mulai menuliskan pengalaman dan pemikiran saya di atas melalui layar leptop. Kualitasnya masih jauh berbeda tak seindah karya-karya kompasioner yang sudah berpengalaman, namun setidaknya itu langkah awal yang saya rasa perlu diambil.
Dalam perjalanan menjadi kompasioner, saya mulai meneliti artikel-artikel yang ditulis oleh kompasioner-kompasioner berpengalaman. Hampir semua katagori saya membaca artikel-artikel itu. Mengamati seperti apa? dan cara bagaimana menulis seindah itu.
Melalui bacaan itu, saya merasa lebih mengenal dunia yang ingin saya masuki. Kata-kata mereka memberikan pencerahan, memberi arah, dan membuka wawasan baru bagi saya yang masih awam.
Setelah membaca berbagai tulisan indah itu, saya berani mencoba menulis dan terus menulis. Pada akhirnya usaha saya tidak sia-sia. Hingga kini minimal satu artikel dipublikasikan setiap hari. Sekalipun hasilnya, kadang berlebel biru bahkan beberapa artikel tidak berlebel. Usaha itupun tidak sia-sia terbukti dua artikel saya masuk katagori AU (Artikel Utama).
Sungguh bangga! Oleh sebab itu mencoba dan terus mencoba adalah mental seorang pemenang.
Dalam perjalanan ini, saya tak sendiri. Bertemu dengan rekan-rekan kompasina yang berbagi minat dan visi serupa memberikan semangat tambahan. Ada pula yang saya jumpai melalui chat pada platform kompasiana.
Kini jarak tempat tinggal serta perbedaan latar belakang tidak lagi membatasi kompasioner saling berbagi pengalaman dan memberikan motivasi tujuan maju bersama.
Beberapa teman di antaranya Billy, pak Dolan dan abang Fauji dan rekan lainnya yang memberikan saran dan kritik yang sangat membangun. Tujuannya hanya ingin tumbuh bersama menjadi calon kompasioner yang hebat dimasa mendatang.
Hingga akhirnya, tiba hari ke-32 perjalanan ini. Saya melihat ke belakang, menyadari betapa jauhnya langkah-langkah kecil yang saya ambil. Ketidakpahaman awal itu telah berubah menjadi keberanian untuk mengeksplorasi dunia baru.
Saya merasa bangga dengan setiap kata yang telah saya tulis, setiap artikel yang telah saya publikasikan, dan setiap teman yang telah saya temui adalah hal yang sangat berharga.
Perjalanan ini, meskipun masuk hari yang ke 32, telah membentuk saya menjadi seorang yang lebih berani dan lebih percaya diri. Sangat berbeda dibadingkan dulu, kini setelah belajar menulis tiap hari, ide-ide baru terus bermunculan sekan tak terbendung lagi, tergantung arah mana saya membuat sebuah coretan indah dan bermaknya.
Sungguh! Rasa percaya diri terus bertumbuh, siapa sangka, dari ketidakpahaman, saya dapat menemukan potensi dan semangat baru untuk menulis dan berbagi cerita yang turut menghiasi platform kompasiana setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H