Sosok Lansia Yang Tak Kenal Lelah
 Ketika saya membaca artikel tentang tradisi Abusuteyama, terlintas dalam pikiran  lirik sebuah lagu dengan judul: Siapa Bilang Lansia Tidak Berguna? (By: Syakhruddin.dn, Makassar 10 Februari 2021 ). Beginilah lirik lagunya:
Siapa bilang lansia tidak berguna
Bangun pagi sembahyang tuk anak cucu
Siapa bilang lansia hanya hiasan
Mesti pun tua tetap diperlukan
Banting tulang sudah sejak remaja
Meski hujan meski panas tidak masalah
Siapa bilang Lansia hanya meminta
Jangan percaya orang punya cerita
Reff :
Mengapa harus malu
Mengapa harus loyo
Rambut putih kulit keriput
Tidak masalah
Biar umur tinggallah bonus
Biar lutut harus di bungkus
Tapi lansia tetap semangat
Di hari tua
Lirik lagu ini seakan mengambarkan kondisi tentang mereka para lansia. Tetapi di dunia nyata, tidak demikian. Meski banyak asumsi tentang lansia yang berkonotasi kepayahan.
Sudah tua, tidak produktif dan jadi beban keluarga lantaran banyaknya pantangan akibat dari kondisi tubuh yang memang sudah uzur.
Banyak kasus lansia bahkan ditelantarkan oleh anak-anaknya, dititipkan di pantai jompo dan lain sebagainya. Tetapi bagi saya, tidak semua para lansia begitu. Ada banyak lansia produktif yang menjalani hidup dengan penuh inspirasi, setidaknya beberapa dari mereka kenalanku. Di daerah kayu tiga Desa Soya saya, Kota Ambon.
Beliau bernama Bapak Radja. Usianya sudah kepala enam alias enam puluh delapan tahun. Tetapi semangatnya menjalani masa tua seperti anak muda yang tumbuh menjadi dewasa.