Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Spiral Kebaikan: Bagaimana Keberanian Memberi Sebagai Pintu Berkah Tak Terduga

19 November 2023   20:02 Diperbarui: 21 November 2023   06:57 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Spiral Kebaikan: Bagaimana Keberanian Memberi Membuka Pintu Kebaikan Tak Terduga

Kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang berarti bahwa manusia merupakan bagian dari masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat hidup sendiri atau memenuhi kebutuhan sendiri. Meskipun seseorang memiliki kedudukan dan kekayaan, tetap saja dia selalu membutuhkan orang lain.  Sebelum mengenal uang, manusia sudah melakukan transaksi dengan menggunakan sistem barter.

Perdagangan barter melibatkan pertukaran barang dengan barang, barang dengan jasa, atau sebaliknya (http://respository.uin.suska.ac.id). Sebagai contoh, menukar beras dengan sekantong kacang. Kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang berarti bahwa manusia merupakan bagian dari masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat hidup sendiri atau memenuhi kebutuhan sendiri. Meskipun seseorang memiliki kedudukan dan kekayaan, tetap saja dia selalu membutuhkan orang lain. 

Sebelum mengenal uang, manusia sudah melakukan transaksi dengan menggunakan sistem barter. Perdagangan barter melibatkan pertukaran barang dengan barang, barang dengan jasa, atau sebaliknya (http://respository.uin.suska.ac.id). Sebagai contoh, menukar beras dengan sekantong kacang.

Saya pernah mengalami hidup di suatu tempat di mana masyarakat masih melakukan perdagangan barter. Maluku terkenal sebagai propinsi kepulauan.  Makanya didaerah saya uniknya masing-masing pulau dengan hasil usahanya sendiri.

Ada yang bercocok tanam jagung, kacang dan sejenisnya, ada yang petani bawang merah, ada yang peternak binatang, ada yang hidupnya bergantung dari laut sebagai nelayan. Hasil-hasil seperti ini yang digunakan sebagai perdagangan barter di Maluku Barat Daya waktu itu. Praktek perdagangan barter mungkin masih ada tetapi tidak setara dengan waktu lampau. 

Menurut artikel yang saya baca, mengapa sistem barter jarang digunakan dalam perdagangan internasional? Salah satu alasan adalah karena masyarakat era sekarang tidak lagi melakukan transaksi dengan sistem barter. Sulit membawa barang sebagai alat transaksi dalam proses perdagangan, terutama dalam skala nasional dan internasional (https://repo.undiksha.ac.id).

Saya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana membangun persahabatan dengan orang yang awalnya tidak kita kenal hingga akhirnya dianggap sebagai keluarga sendiri. Saat pertama pindah ke lingkungan baru, belum banyak kenalan, dan tidak memiliki transportasi sendiri, kami selalu menggunakan jasa ojek untuk aktivitas sehari-hari seperti mengantar anak-anak ke sekolah.

Selama belasan tahun menggunakan jasa ojek, hubungan kami berkembang menjadi lebih dari sekadar tukang ojek dan penumpang, tetapi sudah seperti keluarga sendiri. Dalam perjalanan waktu ini, praktek barter sering terjadi. Kadang-kadang kita memberikan sesuatu tanpa mengharapkan uang sebagai imbalan jasa angkutan ojek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun