Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi penyiar di radio adalah tugas mulia yang memungkinkan untuk mengedukasi, membangun persahabatan dan memberi solusi atas masalah sosial di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hujan dan Panas Menjadi Duet Sang Sungut: Tragedi Seorang Manusia di Antara Tetesan Hujan dan Terik Matahari

19 November 2023   16:34 Diperbarui: 21 November 2023   07:34 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan dan Panas Menjadi Duet Sang Sungut: Tragedi Seorang Manusia di Antara Tetesan dan Sinar Terus Menerus

Di Indonesia, terdapat dua musim yang terkenal, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi saat curah hujan meningkat di suatu wilayah, mengubah kondisi secara berkala setiap tahun. 

Sementara itu, musim kemarau datang dengan kekeringan akibat penurunan curah hujan di wilayah tersebut dalam periode tertentu setiap tahunnya. 

Pada masa lalu, masyarakat Maluku bisa menentukan musim hujan dan musim panas berdasarkan bulan, tetapi kini musim telah berubah. Pada tahun 2019, banjir melanda kota Ambon pada bulan Oktober, yang seharusnya sudah masuk musim panas.

Tanggapan masyarakat terhadap musim hujan dan musim kemarau terlihat melalui berbagai reaksi. Seringkali kita merasakan atau bahkan sering bersungut-sungut menghadapi kedua musim ini. Mungkin anda pembaca termasuk satunya . Manusia merasakan ini karena beberapa alasan:

1. Kenyamanan Fisik dan Cuaca Ekstrem: Manusia cenderung bersungut-sungut saat hujan terus-menerus karena kondisi ini sering menciptakan ketidaknyamanan fisik. Basah dan dinginnya akibat hujan dapat mengganggu kesejahteraan fisik, seperti pakaian yang basah dan rambut yang kusut.

2. Gangguan Aktivitas Harian: Hujan yang terus-menerus dapat mengganggu aktivitas harian, seperti perjalanan ke tempat kerja atau sekolah. Terbatasnya mobilitas dan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi saat hujan dapat menjadi pemicu keluhan, karena hal ini dapat menghambat produktivitas dan menyebabkan ketidaknyamanan.

3. Dampak Emosional: Kondisi cuaca yang tidak sesuai dengan preferensi personal dapat mempengaruhi kondisi emosional seseorang. Hujan yang terus-menerus dapat menciptakan suasana suram dan melankolis, yang dapat memicu perasaan sedih atau malas.

4. Pengaruh Terhadap Kesehatan Mental: Cuaca yang tidak sesuai harapan dapat mempengaruhi kesehatan mental. Panas terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental, sementara hujan yang berkepanjangan dapat menciptakan perasaan monoton atau tidak bersemangat.

5. Kondisi Lingkungan dan Infrastruktur: Hujan yang berkepanjangan dapat menyebabkan banjir dan kerusakan infrastruktur, meningkatkan tingkat ketidaknyamanan dan keluhan masyarakat. Sebaliknya, panas yang berlanjut dalam waktu lama dapat menciptakan situasi kekeringan dan masalah kesehatan terkait cuaca panas.

6. Perubahan Iklim dan Kekhawatiran Masa Depan: Ketidaknyamanan cuaca ekstrem juga dapat menciptakan kekhawatiran tentang perubahan iklim masa depan lingkungan. Orang sering bersungut-sungut karena merasa tidak dapat mengendalikan atau memprediksi kondisi cuaca yang semakin tidak stabil.

Dengan tulisan ini, kita dapat menemukan jawaban mengapa orang sering bersungut-sungut saat musim hujan dan musim kemarau berkepanjangan. 

Keluhan masyarakat terhadap cuaca tertentu mencerminkan respons kompleks terhadap manusia sebagai penghuni bumi di mana pun ia berada. 

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun