Bagi saya tidak ada bedanya aktivitas selama ramadan atau hari-hari biasa. Saya masih bekerja di pagi hari, nonton televisi sepulang kerja, makan, dan tidur. Tidak ada yang spesial. Hal paling mencolok tentu saat sahur, karena di hari biasa kita tidak perlu bangun di tengah malam untuk sahur.
Namun, menurut saya ada satu hal yang terasa ringan ketika kita lakukan di bulan ramadan. Membaca Quran saat ramadan rasanya sangat-sangat berbeda. Menurut saya, ketika ramadan kita tidak merasakan malas atau kantuk saat membaca Quran. Kok bisa ya? Nah nampaknya kita perlu melakukan penelitian tentang hal ini. Berdasarkan pada pengalaman saya, selama ramadan tubuh kita terasa enteng saat membaca Quran. Tidak ada rasa malas, tidak ada rasa kantuk, lancar aja gitu lho. Sesuatu yang sangat sulit kita dapatkan pada saat hari biasa. Apalagi kalau kita sudah tergoda untuk melihat media sosial dari hape kita, tentu prioritas membaca Quran jadi nomor sekian.
Saat ramadan, kita merasakan waktu yang begitu luang untuk melakukan banyak aktivitas. Sebagai contoh selama ramadan saya bisa membaca minimal satu juz Quran. Hal yang sangat sulit dilakukan saat hari biasa. Apakah karena jam kerja juga berkurang? Entahlah, tapi yang pasti saya merasakan waktu kita untuk membaca Quran sangatlah lapang. Walaupun disaat yang bersamaan kita juga dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang harus kita selesaikan.Â
Kegiatan yang rutin setiap hari saya lakukan selain membaca Al Quran adalah menulis artikel di Kompasiana. Kita semua pasti tau dong kalau Kompasiana meluncurkan program Samber 2023. Ini adalah kali pertama saya mengikuti tantangan yang diberikan oleh Kompasiana. Saya menjadi terpacu untuk menulis topik-topik yang ada dalam program Samber 2023. Selain mengisi waktu luang dan menunggu azan magrib tiba, motivasi saya mengikuti Samber 2023 tentunya adalah mendapatkan hadiah. Siapa sih yang tidak ingin kebagian rezeki?
Walau pada awalnya saya cukup kesulitan untuk menyesuaikan waktu, namun perlahan saya bisa mengikuti irama. Awalnya saya kesulitan membagi konsentrasi dan waktu untuk menulis, dan menyelesaikan tugas kantor secara bersamaan. Namun, sekarang saya punya trik khusus untuk bisa mengejar deadline yang diberikan oleh tim Kompasiana. Salah satu trik yang bisa saya bagi adalah saya sempatkan untuk menulis dalam durasi lima menit. Jadi setiap saya ada waktu luang setelah mengajar atau saat senggang, saya sempatkan untuk menulis artikel selama lima menit di hape. Entah berapapun jumlah kata yang saya tulis saya tidak peduli, yang paling penting adalah saya bisa menulis artikel dengan perlahan. Jadi butuh beberapa kali jeda untuk menulis sampai satu artikel penuh terselesaikan.
Dua kegiatan Membaca Al Quran dan Menulis artikel menjadikan saya disiplin dalam waktu. Saya jadi bisa memprediksi dan memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk membaca atau menulis. Saya menjadi lebih ketat dalam hal mana agenda dan kegiatan yang menjadi prioritas utama. Tidak ada lagi buang-buang waktu hanya untuk melakukan kegiatan yang tidak ada nilainya. Semoga saja pola seperti ini dapat saya pertahankan sehingga saya bisa mengatur jadwal juga untuk kegiatan yang lain. Jadi pada akhirnya, saya dapat katakan bahwa baca Al Quran dan menulis artikel di kompasiana nampaknya sudah menjadi hobi bagi saya saat ramadan tahun ini. Alhamdulillah saya bisa merasakan kemudahan dan tantangan baru seperti ini. Semoga saja semangat membara seperti ini tidak luntur dan tetap konsisten meskipun ramadan 1444 H telah usai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H