Mohon tunggu...
Nus Feka
Nus Feka Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tahta Kelabu

9 September 2022   12:39 Diperbarui: 9 September 2022   12:40 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada yang bilang bahwa Tahta itu abadi

Penuh dengan kekuasaan 

Sebab perintah pimpinan harus ditaati

Kalau tidak turut akan dapat sanksi

Banyak orang takut salah dan tidak berani berbicara pada yang punya kuasa

Semua hal dikendalikan dari dalam 

Tanpa banyak bicara dan protes

Namun itu hanya sesaat

Ketika umur kita semakin tua

Rambut mulai memutih

Tubuh bungkuk dan kelihatan tidak sehat lagi

Pikiran mulai mendua, memikirkan berbagai hal

Termasuk memikirkan kapan menghadap sang pencipta ketika tutup usia

Ingin mengenang kembali masa kejayaan diwaktu masih kuat 

Ingin bersuara lantang seperti orator ulung

Tapi semua itu hanya sementara

Yang abadi hanyalah Tuhan semata

Siapapun yang hidup sekarang

Status dan Derajat hanya titipan

Kekuasaan hanya sesaat

Ketika banyak orang berlomba mencari yang paling tinggi

Akan muncul yang paling rendah diantara mereka

Jangan memaksakan kehendak selagi masih mampu

Nanti sudah tua akan diabaikan 

Kursi yang sekarang, untuk siapa?

Pasti untuk mereka yang sudah disiapkan

Entah keturunan, keluarga atapun kenalan

Lantas siapa yang menyiapkan kursi untuk orang yang pergi untuk selamanya

Maka tanyalah pada diri sendiri

Apa yang sudah diperbuat ketika masih bernapas

Oleh : Yulianus Feka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun