Selain itu, subsidi BBM yang tidak tepat sasaran juga dapat mengarah pada ketimpangan ekonomi. Kelompok masyarakat yang lebih mampu, seperti pemilik kendaraan pribadi dan perusahaan besar, justru mendapat manfaat lebih besar dari subsidi tersebut, sementara kelompok masyarakat yang lebih miskin sering kali tidak merasakan manfaat secara proporsional. Hal ini menyebabkan kesenjangan ekonomi yang semakin lebar dan memperburuk ketidakadilan sosial.
Dampak Subsidi BBM terhadap Ekonomi Mikro dan UKM
Bagi sektor ekonomi mikro, dampak kebijakan subsidi BBM terasa lebih langsung. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia merupakan sektor yang sangat bergantung pada energi untuk menjalankan operasional mereka. Banyak UKM yang memerlukan bahan bakar untuk transportasi barang, proses produksi, maupun distribusi.Â
Oleh karena itu, perubahan harga BBM akan langsung mempengaruhi biaya operasional UKM, yang pada akhirnya berdampak pada harga jual produk dan daya saing mereka di pasar.
Sebagai contoh, usaha kecil yang bergerak di sektor perdagangan, seperti pedagang kaki lima atau pedagang pasar tradisional, sangat tergantung pada kendaraan bermotor untuk mendistribusikan barang dagangannya. Ketika harga BBM naik, biaya transportasi barang juga meningkat, yang pada gilirannya akan membuat harga barang yang dijual lebih mahal.Â
Kenaikan harga barang ini dapat mengurangi daya beli konsumen, yang akhirnya akan berdampak negatif pada penjualan dan kelangsungan usaha.
Selain itu, sektor produksi UKM yang mengandalkan energi dalam proses produksi, seperti industri kecil makanan, tekstil, dan kerajinan tangan, juga akan merasakan dampak dari kenaikan harga BBM.
Biaya untuk bahan bakar yang lebih mahal akan meningkatkan biaya produksi, yang pada akhirnya memaksa pengusaha kecil untuk menaikkan harga jual produk mereka.Â
Jika harga produk naik terlalu tinggi, maka konsumen akan beralih ke produk lain yang lebih murah, dan UKM tersebut akan kehilangan pasar mereka.
Ketergantungan UKM pada Subsidi BBM
Sebagian besar UMKM di Indonesia belum memiliki akses yang memadai untuk mengurangi ketergantungan mereka pada BBM. Mereka belum bisa beralih ke energi alternatif yang lebih efisien, seperti listrik atau energi terbarukan.Â