Lantas apakah situasi realitas lansia saat ini menjadi masalah sosial? Antony Giddens menyatakan bahwa masalah individu (personal troubles) dan masalah sosial (public issues) dapat dibedakan dengan beberapa cara. Pertama, masalah individu bisa menjadi masalah sosial bila secara kuantitas jumlah individu yang mengalami masalah tersebut bertambah. Â Kedua, masalah individu bisa menjadi public issues bila sebab dan dampak/akibat sebuah masalah terjadi karena faktor struktur atau konteks/lingkungan/masyarakat dimana masalah tersebut terjadi. Adanya sistem yang sangat kapitalistik, kemiskinan, kesenjangan dan sebab struktur lainnya dapat menjadikan situasi lansia menjadi masalah sosial di masyarakat.
Dalam konteks tulisan ini, secara kuantitatif prosentase jumlah lansia dari tahun ke tahun bertambah. Dan hal ini dapat menjadi masalah sosial yang makin berdampak pada berbagai bidang kehidupan seiring dengan perubahan struktur masyarakat. Dalam hal perubahan struktur penduduk menunjukkan bahwa kita memasuki struktur penduduk tua (ageing population) dimana persentase penduduk lansia sudah mencapai 10% atau lebih (Adioetomo, 2018). Struktur masyarakat seperti ini tentu menuntut perhatian pemerintah dan seluruh pihak untuk merancang program pembangunan yang dapat menjawab problematika tersebut. Dukungan infrastruktur serta berbagai kebijakan harus memberikan layanan yang lebih baik kepada para lansia baik yang masih produktif maupun yang non produktif. Ketidaksiapan layanan kepada lansia baik kesehatan, sarana publik, bidang sosial dsb akan membawa beban tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah di masa depan. Â Â Â Â
Berbagai program pelayanan dan pemberdayaan bagi kesejahteraan para lansia menjadi salah satu perhatian pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Program, bantuan permakanan, Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar (ASLUT), Bantuan Pangan Non Tunai, program layanan sosial kedaruratan bagi lansia, program family supportlansia, day care services, home care, pengembangan kawasan ramah lansia, bantuan sosial fasilitasi rehabilitasi sosial dan program lansia tangguh. Banyaknya program tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para lansia, namun realita di lapangan masih perlu dioptimalkan.
Integrasi program-program layanan bagi lansia antara pusat dan daerah perlu lebih dimaksimalkan. Fungsi Komisi Nasional Lansia dan Komisi Daerah Lansia dapat didorong posisinya agar lebih independen sebagai mitra pemerintah. Dengan demikian peran KomNas Lansia dan KomDa Lansia lebih terlihat nyata. Perlu peningkatan pemahaman dan kesadaran serta koordinasi intensif diantara seluruh komponen baik pemerintah, masyarakat, swasta dan berbagai pihak baik di tingkat nasional maupun daerah.
Ketersediaan panti lansia baik milik pemerintah maupun masyarakat memiliki daya tampung terbatas. Klien lansia terlantar yang dapat diterima dibatasi bagi lansia yang masih dapat beraktifitas sehari-hari secara mandiri. Sedangkan lansia terlantar yang dalam kategori "ngebrok" (aktifitas keseharian : makan, mandi, mobilitas dll) bergantung pada bantuan orang lain belum dapat ditampung di panti lansia. Oleh karena itu Pemerintah daerah (Kota / Kabupaten) atau masyarakat diharapkan memiliki shelter/panti bagi klien lansia terlantar. Adanya shelter/panti dapat membantu memberikan layanan rehabilitasi sosial dasar bagi lansia terlantar dan berbagai jenis pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial lainnya sebelum dilakukan tindakan lebih lanjut.
Pemerintah beserta masyarakat harus terus mendukung peran aktif karang werdha yang secara masif dan konsisten menyelenggarakan berbagai kegiatan bagi lansia. Sebagaimana fungsi dibentukknya karang werdha agar menjadi wadah untuk menampung kegiatan para lanjut usia dalam rangka membantu mewujudkan kesejahteraan para lanjut usia di Desa atau Kelurahan. Karang Werda bertujuan mendorong serta meningkatkan aktivitas lansia sehingga semakin mampu mengembangkan diri dalam hal sosial, ekonomi, dan budaya. Posyandu lansia juga sangat penting bagi layanan kesehatan para lansia di lingkungan terdekat. Semakin dekatnya layanan akan memudahkan aksesibilitas para lansia untuk informasi, edukasi dalam hal kesehatan baik pencegahan maupun pengobatan pada tahap awal.Â
Pemahaman masyarakat (keluarga) tentang problematika lansia sebagai bagian dari anggota keluarga sangat fundamen, karena tempat terbaik adalah keluarga. Bagaimanapun juga kita lahir dari orang tua yang mungkin saat ini sudah berusia lanjut. Dan sekian tahun kedepan kita juga akan menjadi lansia. Banyak hal bahkan takkan terhitung dari ilmu, wawasan, didikan yang didapatkan dari para lansia (orang tua) kita yang selama ini telah membesarkan kita hingga seperti saat ini. Dalam situasi perkembangan zaman seperti saat ini, peran lansia masih sangat diperlukan. Dengan kematangan dan pengalamannya para lansia dapat berbagi serta memberikan suri tauladan, mewariskan nilai-nilai luhur nenek moyang yang baik bagi kemajuan bangsa dan negara.
Para lansia pernah menjalani masa muda dan telah banyak berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Sesuai dengan tema peringatan hari lansia tahun 2024 yakni Lansia Terawat Indonesia Bermartabat. Penulis memaknai bahwa sebuah bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang senantiasa menghargai jasa para pendahulunya termasuk para lansia yang telah mendedikasikan diri membangun masyarakat untuk kesejahteraan para generasi selanjutnya. Bertambah usia adalah sebuah keniscayaan bagi kita semua. Semoga kita dapat memberikan yang terbaik bagi kesejahteraan para lansia"..
Selamat merayakan Hari Lanjut Usia Nasional Tahun 2024 semoga sehat dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H