Pagelaran Golden Disk Award yang diadakan pada 5 Januari 2019 lalu nampaknya memberikan kenangan buruk bagi Lisa BLACKPINK. Pasalnya, Lisa mendapatkan banyak komentar negatif berbau rasisme dari para nitizen Korea Selatan saat ia menghadiri Red Carpet Golden Disk Award.
Seperti yang diketahui, Lisa berasal dari Thailand dan nitizen Korea Selatan menganggap Lisa sebagai orang asing yang bekerja, mendapatkan uang di Korea dan orang yang berasal dari negara yang belum berkembang dan terbelakang.
Beberapa orang menyebut Lisa sebagai Robin Hood (sebutan bagi orang yang bekerja di Korea tanpa ijin/ ilegal yang akan dikembalikan ke negara asalnya setelah ditahan oleh polisi). Komentar lain berbunyi bahwa Lisa tanpa riasan akan terlihat seperti Elf Rusia.
Terlebih lagi kalau rambutnya berwarna gelap, maka ia akan nampak seperti gadis Thailand biasa. Berikut adalah komentar bernada rasis yang dikutip dari akun twitter BTS_BLACKPINK (@meglenaangelova) Â
Tindakan tidak terpuji dari nitizen Korea Selatan tersebut tentu sangat disayangkan karena Korea Selatan yang merupakan bagian dari benua Asia yang seharusnya mendukung saudara satu ras Asia.
Kejadian ini menggiring opini publik bahwa banyak Orang Korea yang rasis. Lantas, apakah benar Orang Korea Selatan rasis?
Ayo kita bahas dengan menggunakan beberapa data yang sudah berhasil saya kumpulkan. Pertama, silahkan Anda menonton video ini.
Setelah anda melihat video tersebut, apa yang ada di dalam pikiran Anda? Ya! Tentu Anda akan beranggapan bahwa warga Korea Selatan sangat rasis dan angkuh terhadap masyarakat Asia Tenggara.
Ketika ada orang berkulit putih (bule) bertanya tentang lokasi sebuah tempat, banyak orang yang menanggapi dan memberikan petunjuk, tapi ketika seorang pria Asia Tenggara bertanya hal serupa, banyak yang acuh dan mengabaikan.
Namun video tersebut mendapatkan respons dari akun Youtube Korea Reomit.
Dalam video tersebut dijelaskan bahwa video tentang tindakan rasisme orang Korea Selatan merupakan video yang tidak benar.
Ada kesalahpahaman dan rekayasa dalam video tersebut. Video aslinya berupa eksperimen tentang apakah orang Korea Selatan takut menggunakan Bahasa Inggris karena faktanya banyak warga Korea Selatan yang kurang mahir dalam menggunakan Bahasa Inggris secara lisan.
Selain video dari akun Korea Reomit, akun Youtube Zhiee Leely mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman pribadinya kerja di Korea Selatan, dia tidak mendapatkan perlakuan rasis.
Data lain dikutip dari Tirto.id, Seoul Institute merilis hasil survey pada tahun 2015 di mana diskriminasi warga asing dilakukan berdasarkan kebangsaan, penampilan, dan pendidikan.
Sebagian besar orang asing sekitar 94,5 persen dari 2.500 mengatakan bahwa mereka telah mengalami diskriminasi di Seoul dan hanya sekitar 5,5 persen warga asing yang mengatakan mereka tidak pernah didiskriminasi.
Survei lain dari Hyundai Research Institute menunjukkan bahwa sekitar 44,2 persen warga Korea Selatan tidak mau bersosialisasi dengan tetangga yang berasal dari negara lain.
Marilah kita rangkul perbedaan yang ada untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H