Mohon tunggu...
Irfan Maulana Ubaidillah
Irfan Maulana Ubaidillah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Always listen to the eyes, they tell more stories than our lips

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jati Diri Bangsa Indonesia yang Mengembara

6 November 2015   22:57 Diperbarui: 7 November 2015   00:15 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam budaya dan Pariwisata! Apa kabar Sobat Budaya? Kali ini, saya ingin menuliskan opini saya tentang jati diri bangsa Indonesia yang kian terkikis oleh perkembangan zaman.

Sobat Budaya, taukah Anda? Sejak berabad-abad yang lalu, Indonesia menjadi sorotan negara-negara dari berbagai belahan dunia karena Negara Indonesia berhasil menyatukan perbedaan antar warga negaranya dan menjadikannya keindahan kebersamaan dan semangat nasionalisme. Kebersamaan dan semangat Nasionalisme Indonesia terbangun dari adanya pluralisme kebudayaan yang tergambarkan oleh keanekaragaman dan kekayaan budaya, seperti bahasa daerah, lagu daerah, tari tradisional, upacara adat, makanan tradisional, berbagai macam seni rupa dan masih banyak lagi. Kebhinekaan Budaya Indonesia tersebut tersebar luas di 34 provinsi yang terdiri dari 17.504 pulau dan dihuni oleh 350 suku bangsa (Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, 2013).  

Prulalisme Kebudayaan Indonesia merupakan kekuatan utama dan potensi dalam mengembangkan bangsa. Sayangnya, rasa bangga dan memiliki terhadap budaya bangsa justru kian terkikis seiring perkembangan zaman. Salah satu penyebabnya adalah pengaruh globalisasi yang mulai menggeser aspek kehidupan rakyat Indonesia, khususnya aspek kebudayaan dan ekonomi.

Dampak globalisasi telah nampak pada masyarakat di Indonesia. Masyarakat dari berbagai kalangan, khususnya pemuda mulai mengabaikan kebudayaan lokal daerah. Dari pengamatan saya, banyak sekali pemuda yang sangat gemar menyaksikan tanyangan dari India, Jepang dan Korea yang tayang setiap hari. Selain itu, gaya hidup masyarakat masa kini telah bergeser dan berorientasi pada negara-negara barat yang mengedepankan individualisme, konsumerisme dan kapitalisme. Masyarakat Jawa Timur sudah mulai mengganti posisi lagu daerah dengan lagu-lagu mancanegara, makanan tradisional dengan makanan cepat saji, tari-tarian daerah dengan break dance dan masih banyak lagi.

Padahal, Generasi muda merupakan tonggak estafet penerus perjuangan bangsa harus bangga dan percaya diri untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata lokal kepada lingkungan sekitar. Sebelum mempromosikannya kepada orang lain, tentunya generasi muda harus memacu diri sendiri untuk lebih mencintai budaya dan pariwisata dengan cara menguasai wawasan tentang budaya dan pariwisata lokal. Dengan berlandaskan dan memegang teguh kearifan lokal, generasi muda dapat menginspirasi bagi lingkunga sekitar.

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 28 November kita baru saja memperingati hari sumpah pemuda. Lantas, apakah kita masih ingat tiga butir isi sumpah pemuda tersebut. Jika kita masih ingat, tentunya kita akan mulai tergugah dan bangkit. Kita seharusnya dasar bahwa selama ini kita sudah terlalu lama terkungkung dalam kapitalisme dan individualisme yang menyingkirkan jati diri pemuda Indonesia. Sebagai pemuda Indonesia, mari bersama-sama kita bangga bertumpah darah tanah air Indonesia, kita cintai bahasa Indonesia dan kita junjung tinggi bangsa Indonesia dengan sepenuh jiwa dan raga.

Demikian ulasan yang dapat saya berikan. Semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat dan memberi nilai positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Ayo kita dukung Gerakan Sejuta Data Budaya. Untuk informasi lebih lanjut bisa diakses melalui laman dan media sosial berikut:

Twitter             : @sobatbudaya || @infobudaya

Facebook         : Sobat Budaya

Instagram        : Sobat Budaya

Youtube           : Sobat Budaya

Line                 : @sobatbudaya

Website           : budaya-indonesia.org || sobatbudaya.or.id || sejutabudaya.com || infobudaya.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun