Mohon tunggu...
Nusantara Mulkan
Nusantara Mulkan Mohon Tunggu... Lainnya - Orang Biasa Aja

Sebagian tulisan saya yang ada di sini pernah dimuat di sejumlah media. Walaupun sedikit saya modifikasi kembali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Balada Duo Berewok, Fidel & Che

28 November 2016   18:03 Diperbarui: 29 November 2016   16:34 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua simbol perlawanan terhadap kapitalisme. [sumber foto: BP]

Che juga yang mengorganisasi Instituto Nacional de la forma Agraria untuk menyusun hukum agraria. Caranya, dengan menyita tanah-tanah milik kaum feodal dan mendirikan Kementerian Perindustrian. Saat ditunjuk sebagai Presiden Bank Nasional Kuba, dia menggusur orang-orang komunis dari pemerintahan dan pos-pos strategis.

Ke luar Kuba, dia menggelar konferensi Tiga Benua untuk merealisasikan program revolusioner melalui kerjasama gerilya negara-negara Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Saat menjadi perwakilan Kuba di PBB, Che mengkritik keras negara-negara Amerika Utara. Dia menyebut Amerika Serikat serakah dan melakukan imperialisme secara kejam terhadap negara-negara Amerika Latin. 

Che Guevara, Raul Castro, dan Fidel Castro dalam sebuah aksi long march di Havana, Kuba, 1960. [sumber foto: Alamy]
Che Guevara, Raul Castro, dan Fidel Castro dalam sebuah aksi long march di Havana, Kuba, 1960. [sumber foto: Alamy]
Negara-negara yang mendapat kecaman Che tentu saja merasa geram. Tak hanya AS, sejumlah negara-negara komunis yang berkiblat ke Soviet pun ikut mendesak Castro memecat Che pada 1965. Hal ini membuat Castro ‘meniarapkan’ Che selama beberapa bulan. Che diisukan meninggal dan tempat tinggalnya dirahasiakan.

Ke mana Che saat itu? Tak ada kabar yang pasti, yang jelas dia memang mengundurkan diri dari Kabinet Castro. Kabar lain menyebut dia bergerilya di sejumlah negara di Afrika untuk menggelar revolusi. Di Kongo, Che dikabarkan membantu pemberontakan Kinshasa melawan Belgia saat musim gugur 1965, walaupun pasukan Kuba akhirnya mundur.

Simbol Penentang Imperialisme

Nama Che kembali terdengar pada 1967. Saat itu, Menteri Pertahanan Kuba Mayor Juan Almeida mengumumkan Che tengah membantu menyiapkan sebuah revolusi di Bolivia. Hanya saja, revolusi itu kembali mengalami kegagalan. Benak Che rupanya masih dipenuhi romantisme keberhasilannya saat menggulingkan Batista yang mendapat dukungan penuh rakyat Kuba.

Harapannya mendapatkan dukungan luas dari rakyat Bolivia ternyata terlalu muluk-muluk. Che tidak pernah memperkirakan bahwa pasukan khusus Bolivia mendapat bantuan CIA. Bersama pasukannya, Che terkepung di sebuah hutan di La Higuera. Dalam pengepungan itu, Che terluka dan tertangkap. Keesokan paginya, Presiden Bolivia Rene Barrientos memerintahkan Che dihukum mati. Karena tanpa melalui proses pengadilan, eksekusi dilakukan sedemikian rupa seolah-olah Che tewas dalam pertempuran. Sembilan peluru melubangi tubuh Che.

Che Guevara saat tertangkap pasukan Bolivia, 1967. [sumber foto BP]
Che Guevara saat tertangkap pasukan Bolivia, 1967. [sumber foto BP]
Jenazah Che pun baru bisa kembali ke Kuba pada 12 Juli 1997. Dia dimakamkan dengan upacara kemiliteran di Santa Clara, di provinsi Las Villas, lokasi Che memenangkan pertempuran saat menggulingkan Batista. Kematian Che memang membuat peran Kuba di percaturan dunia menjadi surut selama beberapa dekade. Terutama sejak kebangkrutan komunisme pasca-runtuhnya Uni Soviet.

Inikah akhir perlawanan kaum berewok terhadap imperialisme Barat? Ternyata belum. Castro memang menjalankan beberapa reforma agraria secara lebih moderat sejak 1969, namun dia segera menghentikan bantuan finansial AS. Sejak itu pula hubungan Kuba dengan Uni Soviet membaik dan Negeri Beruang Merah itu kerap membantu Kuba.

Setahun kemudian, ketika Uni Soviet menawarkan minyak mentah, perusahaan minyak Barat seperti Texaco, Shell, dan Esso menolak membersihkannya. Castro segera menasionalisasi fasilitas mereka, yang dibalas AS dengan melarang impor gula dari Kuba. Castro tak kalah gertak. Dia mengambil alih lebih banyak perusahaan AS, sehingga Negeri Adidaya itu memboikot total perdagangan Kuba. Termasuk makanan dan obat-obatan, bahkan berusaha menumbangkan Castro dengan invasi di Teluk Babi, 1961.

Pada 2004, bersama Venezuela, Kuba memelopori pembentukan The Bolivarian Alternative for the Americas (ALBA). Selain kedua negara itu, ada tujuh negara lain yang bergabung: Antigua dan Barbuda, Bolivia, Saint Vincent dan Grenadines, Dominika, Ekuador, Honduras, serta Nikaragua. ALBA menjadi organisasi antarnegara di kawasan Amerika Latin dan Karibia yang menolak konsep perdagangan bebas yang ditawarkan AS dan sekutunya lewat FTAA (Area Perdagangan Bebas Amerika).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun