Mohon tunggu...
Nusantara Mulkan
Nusantara Mulkan Mohon Tunggu... Lainnya - Orang Biasa Aja

Sebagian tulisan saya yang ada di sini pernah dimuat di sejumlah media. Walaupun sedikit saya modifikasi kembali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Balada Duo Berewok, Fidel & Che

28 November 2016   18:03 Diperbarui: 29 November 2016   16:34 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Che Guevara, Raul Castro, dan Fidel Castro dalam sebuah aksi long march di Havana, Kuba, 1960. [sumber foto: Alamy]

Kuba saat ini tak bisa dilepaskan dari peran dua sahabat revolusioner Fidel Castro dan Che Guevara. Merekalah yang membuat Kuba dikenal sebagai negara yang secara konsisten menentang imperialisme Barat.

BAGI kebanyakan anak muda saat ini mungkin lebih mengenal wajah Ernesto ‘Che’ Guevara ketimbang Fidel Castro. Wajar saja, pasalnya wajah Che banyak terpampang di hampir seluruh produk industri, mulai dari stiker, kaus oblong, hingga bak truk dan angkutan umum.

Wajah pria berewok ini begitu populer, terutama bagi para aktivis mahasiswa di era ‘90-an. Kaus bergambar Che, seolah dijadikan simbol perlawanan dan 'seragam' saat berdemonstrasi menentang rezim Orde Baru. Apalagi, dalam sebuah diskusi yang digelar fotografer dari berbagai negara, pernah disepakati bahwa foto Che Guevara berjudul Guerrillero Heroico (Gerilya Heroik) yang diabadikan Roberto Korda pada 1960 itu adalah foto yang paling banyak direproduksi di seluruh dunia.

Che memang salah satu tokoh yang penting dalam sejarah Kuba. Bersama Castro, mereka menggulingkan rezim Fulgencio Batista melalui berbagai pertempuran gila-gilaan sejak 1958. Duo berewok ini akhirnya memenangkan revolusi dan memaksa Batista meninggalkan Kuba pada Januari 1959.

Banyak yang menyebut keduanya berkenalan secara tidak sengaja. Walaupun sama-sama memiliki ciri berkumis dan berjanggut lebat, keduanya, seperti disebut Simon Reid dan Henry dalam buku Fidel and Che: A Revolutionary Friendship kerap berbeda dalam banyak hal, namun revolusi membuat keduanya memiliki pandangan yang sama.

Dua sahabat yang sering berbeda pandangan. [sumber foto: simonlewis.com]
Dua sahabat yang sering berbeda pandangan. [sumber foto: simonlewis.com]
Keduanya berkenalan pada 8 Juli 1955 di Meksiko. Dimulai saat Che yang menjadi tenaga medis di sebuah rumah sakit umum berkenalan dengan Nico Lopez, salah satu letnan dari pasukan revolusi Fidel Castro. Dari Lopez dia kemudian berkenalan dengan Fidel dan Raul Castro. Che yang berkebangsaan Argentina langsung kepincut dan menganggap Castro sebagai sosok pemimpin berkarakter dan layak bagi bangsa Amerika Latin.

Perkenalan inilah yang kemudian membuat Castro memenangkan banyak pertempuran. Sejumlah aksi yang dilakukan Castro sebelumnya memang banyak yang menemui kegagalan. Misalnya, ketika pada 1953 dia berusaha menggulingkan Fulgencio Batista yang sejak 1933 mengudeta Gerrardo Machado. Serangan militer Castro ke barak militer Moncada Santiago de Cuba itu menewaskan 69 orang dari 111 anggota pasukannya. Bahkan, Castro dipenjara selama 15 tahun.

Setelah mendapatkan pengampunan, dia belum jera ingin menumbangkan Batista. Sehingga dia lari ke Meksiko yang membuatnya bertemu dengan Che. Castro mendidik Che pelatihan militer, seperti teknik gerilya di rumah-rumah pertanian melalui Alberto Mayo, seorang kapten berkebangsaan Spanyol. Gerak-gerik mereka membuat penguasa setempat gerah dan menangkapnya. Walaupun sebulan kemudian mereka dilepaskan kembali.

Saat Castro merasa Che telah memiliki kemampuan yang cukup dalam gerilya, pada Juni 1956, dia mendapuk Che sebagai komandan revolusioner pasukan Barbutos,  yang berarti berewok. Che ternyata memang komandan yang taktis dan agresif, sehingga rekan-rekannya memanggilnya dengan sebutan El Commandante. Hingga pada 1958 dia memimpin pasukan di Kamp Sierra Maestra dan mengajarkan taktik gerilya serta mendapat dukungan dari kelompok-kelompok lokal.

Dari kamp pelatihan inilah mereka kemudian melakukan serangan besar-besaran ke Santa Clara. Api revolusi begitu besar menyala dan mengobarkan banyak pertempuran sengit yang menebar dari Kuba timur. Che yang dikenal garang dan kejam kepada musuhnya itu memenangkan pertempuran pada 1959.Che menjadi orang kedua setelah Castro yang membentuk pemerintahan baru Kuba

Che dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab menggiring Castro ke dalam komunisme yang berbeda dengan komunisme ala Uni Soviet. Dia melawan para penasihat Uni Soviet yang ingin membuat Kuba sebagai blok komunis mereka. Saat pertemuan Solidaritas Asia-Afrika di Aljazair, 1965, dia menuduh Uni Soviet sebagai kaki tangan imperialisme. Alasannya, karena negara itu tak hanya melakukan hubungan ekonomi dengan negara-negara blok komunis. Juga memberikan bantuan kepada negara berkembang sosialis atas pertimbangan pengembaliannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun