Mohon tunggu...
Nusantara Mulkan
Nusantara Mulkan Mohon Tunggu... Lainnya - Orang Biasa Aja

Sebagian tulisan saya yang ada di sini pernah dimuat di sejumlah media. Walaupun sedikit saya modifikasi kembali.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berakhirnya Legenda Metal Banci Kaleng

10 Januari 2016   19:32 Diperbarui: 20 Januari 2016   18:53 2998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ikon glam metal terbesar (Sumber: indystar.com)"][/caption]

 

Sejak awal kemunculannya mereka memang dikenal liar dan brutal walaupun kerap berdandan ala perempuan. Kini band bernama Mötley Crüe itu telah mengakhiri kisah panjang perjalanan mereka selama lebih dari tiga dekade.

MATANYA berkaca-kaca, namun Vince Neil seolah mencoba menetralisasi dengan berdialog kepada penonton. “Ini saat terakhir kalian melihat kami berempat. Yang ketika pada tahun 1981 kalian melihat empat remaja berkeliaran di jalanan Hollywood. Makan, minum, merokok, begajulan. Dan inilah kami sekarang, 34 tahun kemudian,” ungkap vokalis Mötley Crüe tersebut saat tampil di The Final Tour, di Staples Center, Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada malam Tahun Baru 2016 lalu. [caption caption="Tak mampu menahan rasa harunya di konser terakhir Mötley Crüe (Sumber: Teamrock.com) "]

[/caption]

Air mata pun sepertinya tidak mampu terbendung saat Neil mengucapkan terima kasih kepada tim di belakang panggungnya, yang kemudian disambung kepada penonton,”Lebih jauh, saya ingin mengucapkan terima kasih untuk kalian, para bajingan yang datang ke sini. Mari kita lanjutkan musik.” Selanjutnya, bersama Nikki Sixx, Mick Mars, dan Tommy Lee, para punggawa glam metal tersebut membawakan Same Ol’ Situation.

Tubuh Neil kini terlihat tambun dengan tato memenuhi sekujur lengan hingga ujung tangan dilengkapi dengan berewok yang dibiarkannya tumbuh. Dia terlihat tidak begitu lincah saat bergerak, napasnya pun terengah-engah serta terkesan sulit untuk menjangkau nada-nada tinggi. Namun, semua tidak mengurangi antusiasme para penggemar yang memang ingin menghabiskan waktu di saat-saat terakhir idola mereka menggelar konser.

Cerita lain juga terjadi saat konser terakhir ini. Tommy Lee, sang drummer, yang akan melakukan aksi ‘roller coaster cruecifly’ ternyata mengalami kegagalan karena macet di tengah perjalanan saat melesat. Lee dan set drumnya tergantung di tengah rel dengan posisi menghadap ke bawah.

Itulah beberapa peristiwa di antara penampilan terakhir mereka, yang menandai tamatnya 34 tahun karier grup cadas fenomenal ini. Setelah sejak Juli 2014 mereka menggelar rangkaian tur di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Australia, dan Asia dengan lebih dari 164 konser. Hingga mengakhiri kebersamaan mereka di akhir 2015.

Penampilan terakhir band tersebut akan dirilis dalam bentuk film dokumenter yang akan menyertakan beberapa footage dari konser tersebut. Termasuk wawancara-wawancara dan potongan-potongan video di balik panggung pada pekan-pekan terakhir tur. Untuk sutradara bagian konser akan ditangani Christian Lamb, sementara dokumenter akan dibesut Jeff Tremaine, yang pernah menyutradarai film Jackass.

Di luar hal tersebut, hingga kini masih banyak pihak bertanya-tanya mengenai alasan bubarnya Mötley Crüe. Bahkan sampai sekarang tidak sedikit yang masih meragukan keputusan tersebut dan menyebutnya hanya trik untuk menaikkan popularitas mereka kembali.

Padahal, untuk menguatkan keputusan tersebut, pada awal 2014 mereka telah mendatangani semacam pakta kesepakatan yang diberi nama Cessation of Touring Agreement (Persetujuan Penghentian Tur). Kesepakatan yang mengikat secara hukum bahwa tur reuni mereka tidak akan berlanjut hingga 2016. Dengan kata lain, Nikki Sixx, Vince Neil, Tommy Lee, dan Mick Mars tidak akan bermain musik bersama dalam sebuah band lagi.

Kesepakatan tersebut dilakukan secara legal dan bersifat kontrak mati. Sehingga, kita tidak akan mungkin lagi bisa melihat penampilan bersama empat lelaki begajulan itu, kecuali rangkaian dalam konser perpisahan bertajuk The Final Tour yang telah berakhir di pengujung 2015 lalu.

Lalu apa alasan mereka bubar jalan? Nikki Sixx, si pancabik bas, menyatakan keputusan tersebut demi melindungi para penggemarnya. “Kami tidak ingin terus mencari uang dengan embel-embel Mötley Crüe saat kami sudah memutuskan untuk berhenti. Kami tidak ingin menjadi seperti The Doors yang masih tetap mendapatkan uang dari penggemar, bahkan ketika band itu sudah mati.” Menurut Sixx, “The Doors sudah tamat ketika Jim Morrison meninggal. Jadi, jika personel band masih mendapatkan uang karena nama The Doors, itu namanya mengkhianati fans.”

Hanya itu? Dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone pada April 2015, Sixx menyadari bahwa keputusan tersebut membuat banyak pihak bingung, mengingat begitu banyak uang yang bisa dihasilkan dari Mötley Crüe. "Kami sangat beruntung karena telah menghasilkan banyak uang. Juga masih bisa tampil dan merekam album dengan jarak waktu yang tepat. Sekarang kami sudah bisa bergerak maju. Saya harap Anda semua bisa menikmati karya-karya solo kami nanti," papar pria bernama asli Frank Carlton Serafino Feranna Jr tersebut. Seraya mengimbau band-band lain yang melakukan reuni dan tur terakhir menandatangani kontrak seperti mereka.

Banci Sangar
Dibentuk pada 1981, Mötley Crüe memang dikenal sebagai band yang berandalan dan liar. Seluruh personelnya pernah mengalami kecanduan alkohol dan narkoba dalam jangka waktu lama, selain kerap berurusan dengan polisi karena berbagai kasus kriminalitas, mulai perkelahian antargeng, narkoba, dan sejenisnya.

Di sisi lain, perilaku mereka ternyata berbanding terbalik dengan penampilannya saat berada di atas panggung. Walaupun bermusik cadas dan sangar, mereka berdandan layaknya gadis remaja yang ingin tampil sensual di saat itu. Berbalut pakaian kulit ketat dengan aksesoris logam dan paku, mereka merias wajahnya dengan pulasan bedak tebal, lengkap dengan lipstik, blush on, maskara, dan lain-lain yang seharusnya hanya dikenal oleh kalangan perempuan. Rambut pun selalu disasak dengan model mengembang, gaya khas perempuan masa kini era 1980-an. Alamak! [caption caption="Gemar bergaya bak gadis seksi. (Sumber: Pinterest)"]

[/caption]

Sebagai satu-satunya personel yang berambut pirang, Vince Neil memang terlihat paling ‘cantik’ dan ‘seksi’ di antara personel The Crüe. Tak heran jika kemudian Steven Tyler, vokalis Aerosmith, mengejek penampilannya lewat lagu Dude (Looks Like a Lady). Yang konon berawal saat Tyler dan Joe Perry (gitaris) masuk ke sebuah bar, kemudian melihat sesosok gadis seksi dan mencoba menghampirinya. Ternyata saat 'gadis' tersebut membalikkan tubuh, dia adalah Neil.

Gaya tersebut memang bukan bertujuan untuk mendukung transseksual. Konsep androginitas itu kabarnya justru ditujukan demi menunjukkan kejantanan tingkat tinggi. Ah, entahlah. Yang jelas, saat kecil dulu saya begitu jijik melihat penampilan mereka. “Ngakunya rocker kok kayak banci kaleng,” begitu dulu gumam saya. Sehingga, jangankan mencoba menggemari, melirik pun tidak sudi. Cuih!

Waktu bergulir, semua pun berubah saat saya mendengar lagu Without You dari album Dr Feelgood (1989). Ditambah karena saat itu para personel Mötley Crüe mulai meninggalkan gaya ‘banci kaleng’ mereka dalam berpenampilan. Video musik mereka pun ditata cukup apik, yang belakangan ketika cukup dewasa saya sadari begitu banyaknya simbol illuminati di video tersebut. Namun, saya tidak ingin membahas soal ini.

Album Dr Feelgood akhirnya menjadi salah satu favorit saya saat menjadi remaja berseragam putih-biru, selain juga Appetite for Destruction milik Guns N’ Roses yang saat itu begitu fenomenal. Dan sejak itu saya semakin menyenangi grup-grup musik yang kemudian kerap dijuluki hair metal tersebut. Apalagi, mereka sepertinya sudah kembali ke jalan yang benar dengan berpenampilan wajar-wajar saja, tanpa tata rias ataupun pakaian layaknya 'banci mangkal',  dan terlihat cukup macho. Pilihan saya memang tidak salah. Diproduseri Bob Rock, Dr Feelgood menembus angka penjualan 20 juta kopi dan meraih beberapa penghargaan sebagai album metal terbaik. [caption caption="Dr Feelgood, album terbaik Motley Crue (Sumber: Crueworld.com)"]

[/caption]

Saat 10 tahun perjalanan mereka, Mötley Crüe merilis Decade of Decadence (1991), yang selain merilis ulang Home Sweet Home, juga sejumlah hits seperti Angela dan mendaurulang Anarchy in The UK milik The Sex Pistols. Hingga pada 1992, Neil cabut dengan alasan ingin menjadi pembalap mobil. Nyatanya, Neil justru merilis album solo bertajuk Exposed (1993).

The Crüe pun tidak ingin tinggal diam. John Coraby didapuk menggantikan Neil, dan pada 1994 dirilislah album self title. Entah karena memang saat itu metal sudah tergerus serbuan grunge atau Crüehead (penggemar Mötley Crüe) merasa tidak cocok, pasar album ini anjlok. Sehingga, usia kebersamaan Coraby dengan band ini pun berakhir pada 1996. Dan pada 1997, Neil kembali mengisi vokal serta menghasilkan album Generation Swine (1997). Sayangnya, album yang bernuansa cukup berbeda dengan gaya bermusik The Crüe biasanya ini pun lagi-lagi jeblok di pasaran.

Semua personel band bengal itu pun kembali sibuk dengan urusannya masing-masing. Termasuk Tommy Lee yang bereksperimen dengan musik hip hop lewat band Method of Mayhem serta menjadi disk jockey bergaya ajeb-ajeb. Selanjutnya bisa ditebak, band itu acak-acakan. Mereka sempat merilis New Tattoo (2000) dengan Randy Castillo sebagai penggebuk drum, yang pada 2002 meninggal dunia karena kanker otak. [caption caption="Posisi drummer di Motley Crue sempat diisi perempuan. (Sumber: Drummagazine.com)"]

[/caption]Sehingga, posisinya digantikan Samantha Maloney, drummer Hole, untuk kebutuhan tur. Dan pada 2004, posisi drummer kembali ke tangan Lee, hingga kemudian Saints of Los Angeles (2008) dirilis, yang sekaligus menjadi album terakhir mereka.

Kemungkinan Tampil Kembali
Salah satu hal yang memang belum terjawab dari band yang telah menjual lebih dari 80 juta kopi album ini adalah penyebab mereka memutuskan bubar. Salah satu indikasi yang kuat adalah karena penyakit ankylosing spondylitis yang diderita Mick Mars, sang gitaris, sejak usia 17. Sebuah penyakit yang menyebabkan tulang belakangnya menyatu, sehingga membatasi gerakan, yang seiring bertambahnya usia kondisinya semakin parah dan membuat tulang belakang kaku.

Dalam sebuah wawancara Deadmau5 dengan Tommy Lee pada 2013, dia menyebut penyakit Mars memang bisa dirawat, namun tidak mampu disembuhkan. “Sehingga terus bertambah parah dan menyakitkan buat Mick, yang membuat dia tidak ingin ikut tur lagi. Saya tidak bisa menyalahkan dia,” jelasnya. Lee pun menyambung dengan kalimat yang menjadi kunci kemungkinan penyebab bubarnya mereka,” Kami ingin suatu perayaan besar dengan personel asli dan menutupnya."

[caption caption="Tak akan muncul lagi kecuali di Rock 'n Roll Hall of Fame (Sumber: Rollingstone.com)"]

[/caption]

Lalu, adakah kemungkinan band legenda ini tampil kembali suatu saat? Nikki Sixx menyatakan mereka sudah tutup buku. Dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone pada 2015, dia menyebut tidak ada klausul dalam Cessation of Touring Agreement yang mampu menghentikan kesepakatan untuk bubar. “Kecuali jika kami diundang tampil di acara Rock 'n Roll Hall of Fame. Kita masih mau main bareng lagi untuk beberapa lagu,” ungkap Sixx, walaupun disambung dengan kalimat, “Selebihnya, Mötley Crüe sudah tamat”.

Ah, walaupun mereka memang telah menyatakan bubar, rangkaian kalimat terakhir tadi seolah memberi angin bahwa suatu saat Mötley Crüe akan bisa tampil kembali. Semoga saja.

 

  • Diolah dari berbagai sumber

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun