Mohon tunggu...
Nusantara Mulkan
Nusantara Mulkan Mohon Tunggu... Lainnya - Orang Biasa Aja

Sebagian tulisan saya yang ada di sini pernah dimuat di sejumlah media. Walaupun sedikit saya modifikasi kembali.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Metamorfosis Musik Rock (Bagian I)

10 Januari 2014   20:48 Diperbarui: 1 Desember 2016   12:06 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(guitar-lessons-for-beginners.org)

Dari genre inilah kemudian tumbuh berbagai cabang musik rock, seperti art rock, psychedelic rock, acid rock, hingga progressive rock, yang sebagian besar diusung kaum kulit putih. Sebut saja macam Uriah Heep, The Doors, Genesis, Yes, Pink Floyd, dan Marillion.

Semua genre itu memiliki satu ciri saat kelahirannya, yakni perlawanan terhadap kemapanan. Bahkan, perlawanan itu bukan hanya terhadap stagnasi dari musik yang tumbuh sebelumnya, tapi juga terhadap kekuasaan. Di antaranya, ketika era psychedelic rock muncul sebagai perlawanan terhadap sikap pemerintah AS dalam perang Vietnam. Dari genre inilah kemudian melahirkan kelompok yang menamakan diri flower generation. Mereka mengampanyekan perdamaian dengan larut dalam aroma narkoba dan seks bebas. Hal ini, bahkan bukan hanya berlaku di AS, sebagai kiblat musik rock.[caption caption="Musik kelas pekerja [The Telegraph]"]

[/caption]

Di Inggris, muncul gerakan punk pada pertengahan 1970-an, sebagai bentuk perlawanan terhadap monarki Inggris, kehidupan kaum jetset, dan industri musik besar. Genre yang dipelopori kelas pekerja rendahan ini, pada awalnya banyak mendapat cemoohan. Pengusungnya dianggap tidak menggunakan kemampuan bermusik dan dijuluki musik 'tiga jurus', karena hanya memainkan gitar maksimal tiga grip.

Namun, genre ini, mengalami perkembangan pesat, karena bukan sekadar jenis musik, tapi lebih pada ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Ideologi anarkisme yang diusung oleh band-band seperti The Sex Pistols dan The Clash ini, dalam waktu singkat merambah AS yang tengah mengalami masalah ekonomi dan kemerosotan moral politisi yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar untuk menyindir para penguasa melalui musik dan lirik yang sederhana, namun terkadang kasar dengan beat cepat dan menghentak. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun