Selain unsur mendidik, unsur lain yang ikut terdampak dari sistem daring adalah unsur melatih. Di sekolah anak tidak hanya dibekali pengetahuan teoritis, tidak hanya ditempa kepribadian tetapi dilatih dengan ketrampilan-ketrampilan teknis. Anak didampingi untuk mengembangkan minat dan bakatnya, entah di bidang olahraga, musik, dan sebagainya. Lagi-lagi ini tidak efektif kalau tanpa praktek. Maka pilihan ke tempat kursus dan les privat sangat relevan untuk konteks saat ini.
Akhirnya, pendidikan model daring saat ini jika tanpa didampingi dengan baik oleh orang tua di rumah maka kelak kita akan mendapati generasi yang pintar, yang paham teori, yang melek teknologi tetapi bisa saja minus dalam kepribadian dan sosialitas.Â
Kalau ini yang terjadi maka kita semakin jauh dari idealisme dan tujuan luhur dari pendidikan sebagaimana digariskan oleh bapak pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara. Karena menurutnya, output pendidikan adalah bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter) dan pikiran anak didik (intelektual) agar selaras dengan alam dan masyarakatnya.Â
Harapan ini dipertegas lagi oleh UU No. 20 tahun 2003 yang merumuskan pendidikan sebagai "Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa, dan Negara. Rd.NN.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI