Mohon tunggu...
Nur yuliatin
Nur yuliatin Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengertian Filsafat Pendidikan Eksistensialisme dan Pemikiran Tokoh Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

28 April 2020   08:03 Diperbarui: 28 April 2020   08:30 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pengertian eksistensialisme

Eksistensialisme adalah aliran filsafat modern yang memiliki pandangan bahwa hakikat manusia merupakan eksistensi dari manusia itu sendiri. 

Hakikat manusia yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Di sini manusia dipandang tidak dari zat atau ruh tetapi dipandang dari segi eksistensi manusia di dunia.

Pemikiran dan tokoh-tokoh filsafat pendidikan eksistensialisme

1). Jean Paul Satre 

Menurut pemikirannya eksistensi lebih dahulu ada dibandingkan esensi artinya manusia akan memiliki esensi jika ia telah eksis terlebih dahulu dan esensinya akan muncul ketika manusia itu telah mati.

2). Soren Kierkegaard

Pemikirannya terpusat pada sebuah kritik formalitas agama di Denmark. Karya-karyanya yaitu membahas hakikat iman, lembaga gereja Kristen, teori-teori teologi Kristen, dan emosi serta perasaan individu ketika berhadapan dengan pilihan-pilihan eksistensial.

3). Martin Buber

Pemikirannya yaitu tertuju pada pengembangan hubungan pemahaman dan juga metode dialog perjumpaan. 

4). Martin Heidegger

Pemikiran tokoh ini yaitu tentang situasi batas dan situasi batas ini dibagi menjadi empat sub bab yaitu:

1. Kematian

2. Penderitaan

3. Perjuangan

4. Kesalahan

Menurutnya keempat hal diatas lah yang menentukan berkembang atau tidaknya eksistensi dalam diri manusia.

5). Gabril Marcel

Menurut pemikirannya manusia tidak dapat hidup sendirian melainkan harus hidup bersama-sama dengan manusia lainnya dan manusia ini juga memiliki kebebasan-kebebasan yang bersifat otonom. Kebebasan otonomi inilah yang membuat orang-orang dapat menyatakan pilihan yaitu menyatakan iya atau tidak terhadap sesuatu yang dihadapinya.

6).Paul Tilich

Pemikirannya terpusat pada hakikat keberadaan. Ia menyatakan bahwa kecemasan dan ketidakberadaan itu bersifat in heren di dalam pengalaman pengadaan itu sendiri. Secara sederhana seseorang takut akan ketidak beradaa mereka sendiri yakni karuan yang berlawanan dengan esensi namun juga tergantung pada eksistensi atau keberadaan. Eksistensi ini bersifat fana sedangkanesensi bersifta kekal. Pandangan tokoh ini bersifat radikal yakni meningkatkan teologi Kristen yang disebut Kristus, menurutnya Kristus adalah keberadaan yang baru yang di dalam dirinya memperbaiki aliensi antara esensi dengan eksistensi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun