h. Pembelajaran konstruktivisme menekankan pentingnya pengajaran yang dimulai dari pertanyaan kompleks, organisasi informasi sekitar pertanyaan dan situasi tertentu, dan peran guru sebagai fasilitator pembelajaran.
i. Tujuan pembelajaran konstruktivisme adalah menciptakan pemahaman baru melalui aktivitas kreatif dan produktif, serta mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi pemikir mandiri.
j. Behaviorism = tahapan "apa" (fakta).
k. Kognitivism = tahapan proses "bagaimana" (proses dan prinsip).
l. Konstruktivism = tahapan "kenapa" (penalaran tingkat tinggi).
m. Metakognitif = langkah-langkah untuk dilakukan apa yang ingin dilakukan atau di capai lalu di eksekusi.
5. Perkembangan Konsep Diri, Moral, Nilai, Sikap, dan Kreativitas
a. Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu seseorang dalam mengembangkan konsep diri yang positif.
Menurut hurlock merinci pola perkembangan konsep diri, sebagai berikut:
1. Konsep diri primer (the primer self-concept)
Dibentuk berdasarkan pengalaman anak di rumah, sehingga tertanam macam-macam konsep diri. Konsep diri primer meliputi citra diri dan psikologi (physical and psychological self image). Citra diri psikologi didasarkan atas hubungan anak dengan saudara-saudaranya tersebut. Demikian pula, pembentukan konsep-konsep permulaan dalam kehidupan mereka, aspirasi mereka, tanggung jawab mereka pada orang lain adalah didasarkan pada tuntunan dan bimbingan dari orang tua mereka.
2. Konsep diri sekunder (the secondary self concept)
Dengan bertambahnya hubungan anak diluar rumah maka anak memerlukan konsep diri orang lain terhadap dirinya, hal ini menimbulkan konsep diri sekunder. jadi, konsep diri sekunder adalah bagaimana anak itu melihat mereka berdasarkan pandangan orang lain. Konsep diri primer seringkali menentukan konsep diri sekunder. Perkembangan konsep diri sekunder akan dibentuk oleh kepercayaan yang mereka miliki.
b. Menurut Calhoun dan Acocella', dalam perkembangannya konsep diri terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Konsep diri positif
Konsep diri yang positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif akan memahami dan menerima sejumlah fakta yang bermacam- macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa adanya.
2. Konsep diri negatif
Calhoun dan Acocella membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:
a. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan, kestabilan, dan keutuhan diri.
b. Pandangan terhadap dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini dapat terjadi karena individu dididik dengan cara yang keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
c. aspek-aspek diri (self) menurut fitts dibagi menjadi empat yaitu:
1. Aspek pertahanan diri (self defensiveness). Keadaan ini terjadi dikarenakan individu memiliki sikap bertahan dan kurang terbuka dalam menyatakan dirinya yang sebenarnya. Hal ini dapat terjadi, dikarenakan individu tidak ingin mengakui hal-hal yang tidak baik di dalam dirinya.
2. Aspek penghargaan diri (self esteem). Berdasarkan label-label dan simbol-simbol yang ada dan diberikan pada dirinya, seorang individu akan membentuk penghargaan sendiri terhadap dirinya. Semakin baik label atau simbol yang ada pada dirinya, maka akan semakin baik pula penghargaan yang diberikannya pada dirinya sendiri.
3. Aspek integrasi diri (self integration). Aspek integrasi ini menunjukkan pada derajat integrasi antara bagian-bagian dari diri(self). Semakin terintegrasi bagian-bagian diri dari seorang individu, maka akan semakin baik pula ia akan menjalankan fungsinya.
4. Aspek kepercayaan diri (self confidence). Kepercayaan diri seorang individu berasal dari tingkat kepuasannya pada dirinya sendiri. Semakin baik penilaian seorang individu terhadap dirinya, maka semakin percaya ia akan kemampuan dirinya.