Mohon tunggu...
Nuryati
Nuryati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Bahwa pemanah yang hebat akan bisa menghabisi dengan hanya satu panah,tetapi ide yang diberikan oleh orang bijaksana bahkan bisa menghabisi orang yang belum lahir.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa dengan Kesulitan Fungsional Belajar Disebut ABK

26 Juli 2022   12:10 Diperbarui: 2 Agustus 2022   07:19 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap anak/manusia jika dilihat dari fase perkembangannya pasti memiliki perbedaan. Sebagai guru,orang tua,saudara dan kerabat harus bisa memahami dan menangani jika dalam perkembangan anak memiliki hambatan, ABK bukan selalu sebutan bagi anak yang kekurangan fisik/IQ (kasarnya orang berpikir ABK itu cacat dan idiot), ABK bukan anak yang selalu membutuhkan benda dan ABK bisa saja anak yang berprestasi dalam akademik maupun non akademik. 

Jadi, siapa itu ABK yang dimaksud? ABK adalah seseorang yang merasakan kekurangan dalam diri seperti kurang dalam emosional, kurang dalam penglihatan dll. 

Orang yang kita anggap normal bisa saja dia harus memiliki perhatian, dukungan dan penanganan maka, perlu kebutuhan khusus. Ada kategori Ringan ataupun berat karena manusia diciptakan bukan sebagai makhluk yang sempurna.

Di dalam konteks Pendidikan inklusif di Indonesia, digunakan istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau siswa dengan disabilitas. Saat ini tengah terjadi pergeseran pendekatan pendidikan inklusif dari pendekatan medis (ketunaan) ke pendekatan fungsionalitas belajar. 

Oleh karenanya, dikenal pula istilah siswa dengan kesulitan fungsional belajar. Secara esensi, istilah ini memiliki arti yang sama dengan ABK atau siswa dengan disabilitas.

Adapun Siswa dengan kesulitan fungsional belajar disebut ABK sebagai berikut :

1. Kesulitan Penglihatan: Kesulitan mata untuk melihat sesuatu dengan jelas, seperti wajah orang, objek, tulisan atau gambar di papan tulis atau buku baik ketika menggunakan kacamata/lensa kotak atau tidak.

2. Kesulitan Pendengaran: Kesulitan telinga untuk mendengarkan berbagai macam suara, temasuk suara manusia, musik baik dengan atau tanpa alat bantu pendengaran.

3. Kesulitan Motorik Kasar: Kesulitan siswa/i untuk melakukan gerakan fisik yang membutuhkan peran otot utama pada tubuh seperti tangan, kaki, batang tubuh. Kegiatan motorik kasar termasuk keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh seperti merangkak, jalan dan berlari.

4. Kesulitan Motorik Halus: Kesulitas fungsional gerak dan koordinasi jari adalah kesulitan siswa/i dalam menggunakan tangan dan jari untuk pekerjaan atau tugas yang membutuhkan ketelitian, seperti menulis, menggambar, memegang pensil, mengambil benda kecil atau mengancing baju.

5. Kesulitan Berbicara: Kesulitan siswa/i untuk berbicara dan dipahami dengan jelas dengan bahasa yang paling lazim/familiar digunakan.

6. Kesulitan Berpikir/Kognitif: Kesulitan siswa/i dalam mengikuti proses pembelajaran, mempelajari keterampilan dan konsep akademik, memahami beberapa instruksi/langkah dalam suatu tugas dan melakukan tugas-tugas sederhana seperti membuka tas sekolah, meletakkan buku dan pensil di atas meja, mengerjakan pekerjaan rumah, merawat diri sendiri (toilet, berpakaian, makan) dibandingkan dengan siswa/i lain yang seusia.

7. Kesulitan Membaca/Disleksia: Kesulitan siswa/i di bidang literasi dibandingkan dengan dengan siswa/i lainnya yang seusia, misalnya: kesadaran dan kemampuan menggunakan fonemik, mengeja, menulis, mengucapkan kata-kata dan pemahaman.

8. Kesulitan Perilaku/Perhatian: Kesulitan siswa/i dalam mengelola perilaku diri sendiri, berkonsentrasi, menerima perubahan rutinitas, dan berteman. 

Hal ini termasuk perilaku agresif, destruktif, atau melukai diri, marah, tidak mampu menangani frustasi, menjadi pengganggu atau penentang, kurang fokus, dan gelisah.

9. Kesulitan Emosi: Kesulitan siswa/i yang berhubungan dengan emosi yang berlebihan terkait depresi dan kecemasan. Gejala bisa dilihat dari mudahnya seseorang untuk marah, kehilangan minat, kelelahan, susah atau terlalu banyak tidur, keinginan untuk bunuh diri, perasaan tidak berharga dan rasa bersalah.

Tugas orang terdekat yaitu melakukan identifikasi kebutuhan khusus mereka, dengan cara melakukan tes dan menanganinya, ABK ada 2 kategori yaitu Ringan dan berat. 

Selain orang terdekat, Kenali lah dirimu sendiri jangan sllu memaksa menjadi yang sempurna dan Sayangilah orang terdekat anda dengan memahami dan menangani kekurangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun