Mohon tunggu...
NuryadinFadli
NuryadinFadli Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

senantiasa belajar menemukan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka dan Lemahnya Minat Belajar Siswa?

26 Oktober 2024   21:23 Diperbarui: 26 Oktober 2024   21:45 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan memang sebaiknya jangan ditarik-tarik pada kepentingan politik yang bisa berimbas pada pergantian kurikulum yang tidak perlu, pendidikan seharusnya hanya diarahkan untuk membangun manusia Indonesia yang maju, pendidikan sebaiknya hanya diarahkan untuk kepentingan kemajuan manusia Indonesia dan kemajuan bangsa Indonesia.

Satu hal yang kurang sreg di kurikulum merdeka menurut pendapat saya adalah, betapa kurikulum seolah-olah mengizinkan untuk semua siswa naik kelas, bahkan siswa dengan kemampuan yang kurang pantas untuk dinaikan sekalipun. Beberapa sekolah juga tidak berani memvonis anak untuk tidak naik kelas, padahal secara kemampuan jauh dibawah layak untuk dinaikan. 

Ada semacam perasaan malu, takut di cap jelek oleh masyarakat kalau ada anak yang tidak naik kelas. Padahal dengan menaikkan selalu anak tersebut walaupun tidak layak naik kelas, justru dia akan menjadi siswa yang lulus cepat tapi secara keilmuan kosong. Secara kemampuan nol.

Padahal vonis tidak naik kelas kepada siswa yang tidak layak naik kelas justru akan menjadi cambuk bagi para siswa untuk belajar sungguh-sungguh. Adapun yang terjadi sekarang adalah banyak siswa yang malas belajar, atau alergi belajar karena dalam pikiran mereka belajar ataupun tidak toh pada akhirnya akan naik kelas juga. Saya kira usia SMA, SMP, SD lebih baik ada pemaksaan dalam belajar, supaya mereka rajin belajar, diantaranya dengan ancaman tidak naik kelas kalau tidak belajar serius. 

Mereka belum bisa belajar dengan sukarela karena memiliki mimpi yang tinggi, saya kira tingkat SMA ke bawah belum pada tahap mereka bisa memaksa diri mereka sendiri karena memiliki impian yang tinggi. 

Dan memang semua kurikulum wajib ditinjau ulang keberlangsungannya, apakah membawa kemajuan,atau membawa kemunduran terhadap keadaan pendidikan di suatu negara bangsa. Tidak ada kurikulum yang sempurna, semua wajib ditinjau untuk kesempurnaan sebuah sistem pendidikan. 

Kurikulum sangat bisa menjadi alat untuk merekayasa kemajuan suatu Bangsa. Mau menjadi apa Indonesia 30 tahun lagi, semua itu bisa di prediksi oleh kurikulum pendidikan, asalkan kurikulum tersebut disiapkan dengan begitu matang dan murni untuk kepentingan kemajuan bangsa jauh dari kepentingan politik yang terkadang bisa membelokan pada tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun