Mohon tunggu...
Nuryadin
Nuryadin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Media Belajarku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Buku Sedunia (World Book Day)

23 April 2016   09:27 Diperbarui: 23 April 2016   09:50 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggal 23 April telah dicanangkan oleh UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization), sebagai Hari Buku Sedunia (World Book Day). Pertama kali Hari Buku Sedunia ditetapkan oleh UNESCO pada 23 April 1995 yang lalu. 

Peringatan tersebut tentu saja memiliki arti penting bagi perkembangan suatu bangsa, terutama dari sisi ilmu pengetahuan.

Buku merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan umat manusia. Melalui bukulah perihal kehidupan di masa lalu bisa diketahui pada saat ini. Bahkan kehidupan di masa depanpun bisa diprediksi secara garis besar dari informasi dan pengetahuan yang ada pada buku-buku. 

Tak salah kiranya jika buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan. Buku pada dasarnya adalah kumpulan tulisan, gambar dan simbol yang berisi informasi, deskripsi, perasaan, gagasan, pikiran, interpretasi dan pengetahuan. Beragam topik buku bisa kita jumpai seputar politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, sejarah, filsafat, agama, seni, sastra, teknologi, dan lain sebagainya.

Melalui bukulah pengetahuan dari generasi ke generasi diwariskan. Sehingga peradaban dari umat manusia terdahulu tetap terpelihara dan diketahui oleh generasi sekarang maupun generasi sesudahnya. Meskipun tidak semua kehidupan dan peradaban generasi terdahulu diketahui. Namun setidaknya kita masih bisa mengetahui perihal benang merah kehidupan masa lalu dari buku-buku. Itulah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh buku. 

Kehadiran buku sejatinya bukan sekedar pajangan di rak/lemari semata. Buku adalah sumber pengetahuan yang mesti dibaca, dipahami, didialogkan bahkan dikritisi. Di sini tergambar bahwa buku menjadi media komunikasi tertulis yang bisa melahirkan interaksi secara langsung maupun tak langsung.

Meningkatkan Minat Baca Masyarakat

Aktivitas membaca buku tentunya memiliki berbagai manfaat, di antaranya menambah wawasan dan perbendaharaan kata, meningkatkan kapasitas intelektual, menjadi media hiburan yang produktif, dan sebagainya.

Bisa dibilang membaca akan mampu mengubah dunia seseorang, karena buku merupakan jendela dunia. Asumsi ini pun nampaknya sesuai dengan pendapat seorang penulis, Harvey B. Mackey, yang menyatakan bahwa our lives change in two ways: through the people we meet and the books we read yang artinya hidup kita berubah melalui dua cara: melalui orang yang kita jumpai dan buku yang kita baca.

Berkaitan dengan aktivitas tersebut, tinggi rendahnya minat baca dan apresiasi masyarakat terhadap buku memiliki pengaruh terhadap pikiran dan tindakan masyarakat itu sendiri. 

Masyarakat yang gandrung dan memiliki tingkat literasi yang tinggi terhadap buku umumnya memiliki wawasan dan kemampuan intelektual yang memadai. Begitu pun sebaliknya, masyarakat yang rendah tingkat literasinya terhadap buku memiliki wawasan dan kemampuan intelektual yang terbatas.

Rendahnya kesadaran dan minat baca masyarakat nampaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, kemampuan melek huruf yang dimiliki masyarakat. Masyarakat yang tidak bisa membaca (buta huruf) tentu sulit untuk membaca dan memahami kandungan isi buku.

Kedua, kesibukan masyarakat sehari-hari dalam bekerja, sehingga aktivitas membaca buku kurang diperhatikan. Ketiga, minimnya fasilitas penunjang masyarakat untuk membaca buku seperti ketersediaan toko-toko buku, taman bacaan, pusat belajar masyarakat atau pun kondisi perpustakaan yang kurang memadai.

Keempat, masyarakat lebih tertarik untuk mendapatkan informasi dari televisi, radio, gadget dan media-media online. Bahkan kebiasaan dalam bermedia sosial online sekarang ini ikut mempengaruhi kebiasaan membaca buku di masyakat kita.

Nah, untuk menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan minat baca masyarakat memang butuh usaha ekstra. Salah satunya terkait dengan kebiasaan. Kebiasaan membaca buku harus dibangun sejak dini, terutama dari lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan.

Para orang tua dan para pendidik memiliki peran sentral dalam menggiatkan kebiasaan membaca di lingkungannya. Karena hal tersebut akan berpengaruh pada kebiasaan membaca anggota keluarga dan peserta didik itu sendiri.

Selain pembiasaan sejak dini, kebiasan membaca bisa dilakukan dengan memaksa diri untuk membaca. Bisa diasumsikan bahwa kesadaran membaca buku terjadi lantaran kebiasaan yang sudah menggejala, maka untuk mengubahkan kesadaran tersebut maka harus dipaksakan sehingga menjadi kebiasaan baru pula yaitu membaca buku.

Di sisi yang lain, sebagai wujud pelaksanaan amanah UUD 1945 yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa, pemerintah tentunya punya tanggung jawab yang besar untuk mendorong, mensosialisasikan dan membiasakan masyarakat membaca buku. Penyediaan fasilitas (sarana prasarana) yang menunjang minat baca masyarakat perlu ditingkatkan.

Beragam kegiatan bisa dilaksanakan untuk meningkatkan geliat literasi masyarakat dan menggalakkan dunia penerbitan buku, seperti memberantas buta huruf, pameran buku, bedah buku, lomba menulis, seminar menulis dan lain sebagainya.

Terlebih lagi apresiasi terhadap para penulis buku harus ditingkatkan. Penulis buku merupakan orang-orang yang mencurahkan pikiran dan gagasannya untuk menghasilkan karya tulis dalam bentuk buku. Penghargaan terhadap hak cipta pada penulis tentunya tak bisa diabaikan.

Kita berharap melalui peringatan Hari Buku Sedunia yang jatuh pada tanggal 23 April ini kian menumbuhkan kesadaran dan minat kita dalam mengapresiasi buku. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun