Kegitan kedua kelompok 13 reak adalah melakukan beda film dokementer Bebenjangan khas daerah Ujung Berung Bandung. Bebenjangan adalah salah satu film dokomenter yang di sutradarai oleh Belva Atsil Rismayandi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia program studi Film dan Teknologi dari Fakultas Pendidikan seni dan Desain. Yang menarik dari pembuatan film Dokomenter ini adalah prosesnya.Â
Proses dan waktu yang dibutuhkan oleh mereka dalam pembuatan film Dokumenter ini selama 3 bulan, dimana pada masa pembuatan  kendala yang dialami mulai dari perlengkapan kamera, proses pengambilan video dan juga pengeluaran dana pribadi yang tidak terduga. Semua perjuangan yang dihadapi menghasilkan suatu prestasi yang tidak dapat dibayangkan, dari film documenter Bebenjangan ini mereka mendapatkan banyak penghargaan yaitu :
- 5 besar nominasi film documenter pendek piala Maya 11
- Best Film Documentery on LSPR Film Festival 2023
- Screening at Open Air Cinema, Keukeun Sunday Funday
- Documentary Film Nominee on Bandung International Student Film Festival
- Screening at Vincero Cinema, Cinemora Pictures. Â
Yang lebih mengagumkan adalah  saat proses pembuatan Film Doumenter Bebenjangan ini, Belva Atsil Rismayandi dan tim masih berada di semester 3 yang dimana wajib diapresiasi untuk para generasi mudah yang memiliki bakat dan kemauan kuat yang ada pada dalam dirinya.  Â
Sinopsis
Film Bebenjangan adalah film dokementer yang menceritakan tentang seni pertunjukan kebudayaan yang sering ditampilkan pada acara-acara festival, pernikahan,kahitan,dan acara kebudayaan yang sudah ada sejak abad ke-20. Seni pertunjukan kebudayaan Bebenjangan merupakan khas daerah Ujung Berung Bandung.Â
Pada film ini banyak membongkar tentang sisi gelap dari seni pertunjukan bebenjangan yang merusak kebudayaan seperti banyaknya sanggar yang para pemain seninya melakukan pelecehan terhadap para wanita yang sedang berada di lokasi pertunjukan, mulai dari memeluk paksa, memukul daerah sensitive, bahkan sampai menimpai tubuh wanita dengan waktu yang cukup lama dan hal ini terus mereka lakukan dengan pola yang sama dan yang lebih meresakan adalah mereka melakukan itu  dengan dalil para pemain sedang mengalami "kerasukan" yang anehnya selalu dilakukan setiap pertunjukan.Â
Selain itu, para pemain banyak juga yang menggunakan minum-minuman keras yang digunakan untuk menimbulkan rasa percaya diri yang membuat pandangan seseorang tentang Bebenjangan menjadi tercoreng atas sikap dari para pemain.Â
Dalam seni pertunjukan kebudayaan bebenjang ini masih sangat kental dengan menggunakan sesajen untuk permulaan sebelum pertunjukan dan juga setelah selesai pertunjukan. Ciri khas dari bebenjangan ini adalah para pemain mengotori dirinya sendiri dengan menggunakan kotoran sapi, lumpur dan lain-lain. Alas an mereka mengotori diri dengan hal yang kotor adalah untuk membuat mereka semakin percaya diri.
Review
Film ini sangat menarik untuk dilihat di waktu luang karean banyak memberi informasi kepada para masyarakat mengenai kebudayaan seni pertunjukan Bebenjangan. Film ini memberikan pesan kepada para pemain seni untuk lebih mengharagai arti dari adab,sopan dan santun dalam menampilkan sebuah seni kebudayaan untuk seterusnya.Â
Film ini turut menampilkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber yang berkaitan tentang seni kebudayaan Bebenjangan ini yang pernyataanya tidak sesuai pada kejadian di lapangan. Informasi yang diberikan juga berguna sebagai pengetahuan kami mengenai Bebenjangan yang Selama ini menjadi pandangan negatife terhadap pelecehan yang sering terjadi.
Reporter: Nur Widyanti
Editor: Salsa Solli Nafsika, M.Pd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H