Mohon tunggu...
Nurwendo Haricahyadi
Nurwendo Haricahyadi Mohon Tunggu... Dosen - Anak Kolong Yang Gemar Menulis

1. Ketua DPP KNPI 1996-1999 2. Ketua PP Generasi Muda FKPPI 1998-2001 3. Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Generasi Muda FKPPI 2008-2018 4. Anggota DPR/MPR RI 1997-2002 5. Dosen 1984-Sekarang 6. Penulis Buku 2020-Sekarang 7. Penulis Di UC We Media 2017-2020

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gemercik Air di Kegelapan Malam

29 Juli 2024   04:42 Diperbarui: 29 Juli 2024   05:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dokumen pribadi 

Gemercik Air 

Di Kegelapan Malam

Malam itu, aku duduk termangu 

Dekat sebuah parit kecil

Gemercik air terdengar tiada henti 

Mengalir dari permukaan parit dengan ketinggian berbeda 

Gemercik air membuat malam tak lagi sunyi 

Sementara hembusan angin malam 

Membuat dedauan saling bergesek

Berdesir lembut dan mengusik sepi

Alam seolah tengah bersenandung

Menyambut malam tanpa sinar rembulan 

Aku masih duduk termangu 

Senandung alam sejenak bisa mengurangi kepenatanku 

Dalam menjalani hidup di dunia fana ini 

Gemercik air yang tiada henti 

Seolah mengisyaratkan padaku 

Bahwa kehidupan harus terus dilalui

Meskipun ada pasang dan ada surut 

Senantiasa harus disyukuri 

Dan dijalani dengan rasa ikhlas dan sabar .. 

 Gemercik air yang tiada henti 

Seolah mengisyaratkan padaku

Bahwa rasa optimis harus terus terjaga 

Dan jangan pernah berhenti berikhtiar

Di saat kesulitan terus datang menghadang 

Aku masih duduk termangu

Sementara gemercik air di kegelapan malam 

Masih terus bersenandung 

Tanpa ada lelah sedikitpun 

Menghadang kesunyian malam

Yang semakin larut dan dingin

 

NH

Depok, 29 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun