Mohon tunggu...
Nurwendo Haricahyadi
Nurwendo Haricahyadi Mohon Tunggu... Dosen - Anak Kolong Yang Gemar Menulis

1. Ketua DPP KNPI 1996-1999 2. Ketua PP Generasi Muda FKPPI 1998-2001 3. Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Generasi Muda FKPPI 2008-2018 4. Anggota DPR/MPR RI 1997-2002 5. Dosen 1984-Sekarang 6. Penulis Buku 2020-Sekarang 7. Penulis Di UC We Media 2017-2020

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ternyata Hanya Mimpi

24 Juli 2024   13:35 Diperbarui: 24 Juli 2024   13:37 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dokumen pribadi

Ternyata Hanya Mimpi 

Di balik kaca jendela depan rumahku

Aku melihat sebuah mobil putih 

Memasuki pekarangan rumahku

Betapa terkejutnya aku 

Ternyata dia yang turun dari mobil 

Bergaun blouse putih dibalut rock sebetis kakinya

Dengan wajah yang sumringah mengumbar senyum di bibirnya yang merah

Dia berjalan menuju pintu depan rumahku 

Sosok penampilannya masih seperti dulu 

Tinggi semampai dengan rambut tergerai sebahu 

Paras wajahnya belum ada tanda tanda menua 

Masih seperti dulu 

Selalu menarik perhatian bagi siapapun yang memandangnya 

Bergegas aku membuka pintu depan rumahku 

Dengan wajah ceria dan tersungging senyum 

Dia menyapaku sambil menjulurkan tangannya

Kusanbut tangannya

Kugenggam erat jemari lentiknya 

Amboi 

Sungguh lembut dan hangat 

Ketika dia duduk di sofa ruang tamuku 

Masih dengan senyum di bibirnya

Seraya memandangku yang duduk di sisinya

Aku masih belum percaya 

Kalau dia hadir lagi di hadapanku

Setelah untuk sekian lama kita tak bertemu

Kita pun saling berkabar 

Masih seperti dulu 

Dia selalu mendominasi percakapan 

Dengan tutur katanya yang manja dan ceria 

Gelak tawa pun mengiringi bincang kita berdua 

Melepas rindu yang terpendam 

Kita memang tak seperti dulu lagi 

Kita sudah menempuh jalan yang berbeda 

Namun bukan berarti 

Kita tak bis saling merindu 

Meski dalam rindu yang terlarang 

Saat kita masih dalam perbincangan akrab dan hangat 

Mendadak suasana itu hilang lenyap

Bagai tertelan bumi 

Aku terbangun dari tidurku

Ah ternyata aku hanya bermimpi  

NH 

Depok, 24 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun